Selamat datang di blog FAHMI-ROMEO

Bila ingin melihat isinya klik data-data

Di arsip Anak TKJ

Jumat, 21 Mei 2010

GURU

SOAL:
1. Berikan beberapa contoh dari inovasi pembelajaran? Jelaskan!
2. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran? Jelaskan!
3. Bagaimana memilih media yang tepat dalam pembelajaran matematika?

PENYELESAIAN:
1. Ketika mendengar kata inovasi, yang muncul di benak kita barangkali sesuatu yang baru, unik dan menarik. Kebaruan, keunikan dan yang menarik itu pada akhirnya membawa kemanfaatan. Pendapat tersebut nampaknya tidak salah, dalam arti manusia sebagai makhluk sosial yang dinamis dan tak puas dengan apa yang sudah ada akan selalu mencoba, menggali dan menciptakan sesuatu yang ‘ baru ‘ atau ‘ lain ‘ dari biasanya, Begitu pula masalah inovasi yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Di mana proses pembelajaran melibatkan manusia (baca : siswa dan guru) yang memiliki karakteristik khas yaitu keinginan untuk mengembangkan diri, maju dan berprestasi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat (KBBI, 1990 : 330). Dari pengertian ini nampak bahwa inovasi itu identik dengan sesuatu yang baru, baik berupa alat, gagasan maupun metode. Dengan berpijak pada pengertian tersebut, maka inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Hasbullah (2001) berpendapat bahwa ‘baru’ dalam inovasi itu merupakan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi.

Menurut Gagne (1975), setidaknya ada empat fungsi yang harus dilakukan guru kaitannya sebagai motivator. Pertama, arousal function atau membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. Kedua, expectancy funtion yaitu menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran. Ketiga, incentive function maksudnya guru memberikan ganjaran untuk prestasi yang dicapai siswa dalam rangka merangsang pencapaian prestasi berikutnya dan keempat, disciplinary function bahwa guru membantu keteraturan tingkah laku siswa.
Keempat fungsi tersebut, selayaknya diperankan dengan tepat oleh guru dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga diharapkan motivasi belajar siswa semakin lama akan semakin meningkat dan tinggi.

CONTOH INOVASI SEDERHANA

Perlu disadari bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang bersifat kompleks dan timbal-balik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Selayaknya siswa diberi kesempatan yang memadai untuk ikut ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam sebuah proses pembelajaran. Ditengarai bahwa dunia anak (baca : TK dan SD) merupakan dunia bermain, tetapi acapkali guru melupakan hal ini. Semestinya setiap guru dalam setiap proses pembelajarannya menciptakan suasana yang menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekpresif) dan penuh tantangan (chalenge).

Oleh karena itu berbagai inovasi dapat dicoba untuk dikembannngkan walaupun amat sederhana. Beberapa bentuk inovasi yang sempat penulis cobakan, diantaranya:

1) Pembuatan yel-yel
Yel-yel ini biasanya dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, guru mengajak siswa untuk bersama-sama mengucapkan beberapa yel yang telah diajarkan kepada mereka.
Tujuannya : 1. menumbuhkan semangat belajar siswa.2. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.3. Mewujudkan hubungan yang akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Berbagai variasi yel dapat diciptakan oleh guru, dengan mengubah lagu tertentu yang sudah dihapal siswa serta menggunakan kepalan tangan, suara yang bersemangat, mimik muka serta kekompakan siswa dalam pengucapannya.
Penulis membagi pembuatan yel ini dalam dua bagian, yaitu yel-yel kelas, yang memberi semangat untuk pengkondisian kelas sehingga siswa siap belajar (apersepsi dan motivasi), dan yel-yel mata pelajaran yaitu memberi semangat untuk mengikuti pelajaran tertentu.
Di bawah ini, contoh-contoh yel yang telah dibuat dan dilakukan ketika akan dimulai proses pembelajaran.
Contoh Yel-yel kelas
KELASKU….KELASKU….KELASKU
YANG TERBAIKK… OK ! ALLOHU AKBAR !
AKU ANAK SHOLEH !!!!!!! ……………..
DEDEED….DEDEED…..DEDEED……….ALLOHU AKBAR !
Contoh yel-yel mata pelajaran
Pelajaran Matematika
MATE… MATE… MATIKU……MATEMATIKA
AKU SENANG BEL-LAJAR MATEMATIKA
YES !!!! ALLOHU AKBAR !
Pelajaran IPA
IPAAA….IPAA….IPAAA I PE A
ILMU,,,, PENGETAHUAN,,,, ALAM
IS THE BEST , OH YEE… ALLOHU AKBAR !
Pelajaran IPS
IPSSSSSS… IPSSSSSSSSSS…IPSSSSSSSSSSSS…
I LIKE IT …. I LIKE IT, OH LALA…. OH LALA
ALLOHU AKBAR !
Pelajaran Bahasa Indanesia
BI……….BI…………..BI…………………
WOW KERREEEN………ALLOHU AKBAR !
Semua yel-yel selalu diakhiri dengan lafadz takbir, sambil mengepalkan tangan kanan ke atas. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai kepada siswa bahwa semua yang ada di dunia ini adalah kecil, yang maha besar dan maha angung hanyalah.

2) Pemberian Penghargaan
Berdasarkan pangalaman di lapangan, anak kelas bawah (baca : SD) amat senang apabila usaha belajarnya dihargai dan mendapat pengakuan dari guru, walaupun amat sederhana. Oleh karena itu, para guru nampaknya jangan terlalu pelit untuk menberikan penghargaan, selama dilakukan dengan memperhatikan waktu dan cara yang tepat. Penghargaan itu sendiri dapat dimaknai sebagai alat pengajaran dalam rangka pengkondisian siswa menjadi senang belajar.
Tujuannya:
Mendorong siswa agar lebih giat belajar.
Memberi apresiasi atas usaha mereka.
Menumbuhkan persaingan yang sehat antar siswa untuk meningkatkan prestasi
Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sesuai kesempatan yang ada. Penulis membaginya dalam beberapa macam, yakni dalam bentuk ucapan, tulisan, barang/benda dan penghargaan khusus. Seyogyanya penghargaan ini dapat menjadi kebanggaan siswa akan eksistensi dirinya, yang nantinya meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri.
Penghargaan berupa ucapan.
Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan direncanakan terlebih daluhu atau bersifat spontan saja. Yang terpenting bahwa setiap siswa yang menunjukkan suatu usaha, maka layak dihargai. Pemberian pujian bagi siswa yang berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran, seperti kata-kata YESS ! (sambil mengancungkan jempol tangan), Excelent (dua jari membentuk huruf V), Thankyou Very Much (kedua tangan diacungkan ke atas) dll.
Penghargaan berupa tulisan.
Hal ini dapat dilakukan setiap hari, ketika siswa mengerjakan tugas atau PR. Penghargaan ini diberikan dengan cara guru menuliskan di buku catatan atau tugas siswa, berupa kata pujian, terutama bagi siswa yang berhasil mendapat nilai bagus (80-100). Kalimat pujian tersebut diantaranya “ selamat, you are the best student “ , “ Alhamdulillah, kamu anak pintar “ , “ pacu terus prestasimu “ ,
penghargaan berupa barang/benda
Berbagai benda sebenarnya dapat dijadikan alat penghargaan, baik benda yang sudah ada maupun yang telah dimodifikasi/disiapkan.
Penulis misalnya memberikan penghargaan berupa :
Bintang, terbuat dari kertas karton/asturo berukuran kecil bagi siswa yang mendapat nilai tinggi (80-100) baik latihan soal, tugas maupun PR.
Kalung medali pelajaran, terbuat dari gabus yang menyerupai sebuah medali dengan menggunakan tali warna. Medali dibuat khusus untuk setiap mata pelajaran, dan diberikan kepada siswa setiap selesai ulangan harian. Siswa yang mendapat nilai tertinggi dalam ulangan harian berhak menerima medali.
Sewaktu-waktu tidak ada salahnya apabila guru memberikan penghargaan berupa uang jajan, walaupun dengan nilai nominal yang relatif kecil. Bagi siswa terkadang bukan besar kecilnya uang tetapi kebanggaan mendapatkannya dari guru yang dicintainya.
Penghargaan khusus
Penghargaan ini sifatnya spontan dan insidental, di mana siswa yang berhasil menjawab dengan tepat pertanyaan dari guru dimungkinkan untuk istirahat atau pulang terlebih dahulu.

3. Pemberian sanksi
Dalam sebuah proses pembelajaran perlu ada semacam aturan main (rule of the game). Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, termasuk perlu adanya sanksi yang disepakati bersama antara guru dengan siswa. Tetapi diupayakan dalam pemberian saknsi ini betul-betul bersifat pedagogis (mendidik).
Tujuannya :
Terwujudnya kelas yang tertib, namun diupayakan tetap menyenangkan.
Penanaman disiplin kepada anak.
Mendidik siswa untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan.
Kotak Soal
Dibuat dari bekas wadah susu atau makanan lain, yang berbentuk segi empat, kemudian dibungkus kertas kado, dengan warna yang menarik ditempel di dinding kelas sejumlah mata pelajaran, sehingga setiap mapel memiliki kotak soal tersendiri.
Tujuannya :
mendorong siswa agar senang mempelajari soal sesuai keinginannya setiap saat.
Memberi kesempatan memanfaatkan waktu luang untuk mempelajari soal-soal.
Soal ini dibuat dengan berbagai bentuk, seperti soal cerita, kuis, siapa aku, tanya jawab, dll. Di tulis di kertas asturo atau kertas lain dengan bentuk yang menarik.

4. Pokjar (Kelompok Belajar)
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap kelompok dipilih satu ketua yang mampu memimpin dan membantu anggotanya.
Tujuannya :
Matih kerjasama antara siswa
Menanamkan jiwa kepemimpinan dan saling membantu
Terjadi pertukaran pengetahuan dan memungkinkan siswa yang sudah paham mengajari teman lainnya .
Dalam pelajaran tertentu, guru memberikan masalah kemudian siswa mendiskusikanya dalam kelompok. Adapun tempat pengerjaannya diserahkan sepenuhnya pada mereka, asal waktunya ditetapkan dengan jelas. Mereka boleh mengerjakan di kelas (in-door) atau diluar kelas (out-door) seperti perpustakaan, halaman sekolah, aula atau mushola.
Bagi kelompok yang berhasil meraih nilai tertinggi dan paling cepat, akan diberi penghargaan berupa bintang kelompok, yang nantinya ditempel di dinding dengan menggunakan gabus berukuran 100 cm x 75 cm. Gabus tersebut diberi tulisan “ Alhamdulillah, Mamah….. Mamah……….. inilah bintang kelompokku………”.

5. Perpustakaan Kelas
Penanaman kebiasaan membaca harus selalu ditumbuhkan. Kehadiran perpustakaan kelas merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan. Berbagai buku yang bersifat ringan dan dapat menggugah kreativitas siswa bisa dijadikan referensi. Majalah Bobo, Annida, Anak Sholeh, buku cerita, kisah sahabat dan petualangan hewan merupakan pilihan bagi mereka.
Tujuannya :
Menanamkan kebiasaan membaca sejak dini, karena membaca adalah kunci pengetahuan.
Memanfaatkan waktu luang secara baik.
Adapun sumber bukunya dapat diperoleh dari sumbangan siswa sendiri yakni membawa buku bacaan bekas dari rumah, membeli atau sumbangan.

6. Mading Kelas
Kehadiran majalah dinding (mading) kelas menjadi satu terobosan yang cukup baik. Diantara siswa ada yang dipilih menjadi pengurus mading. Mereka ada yang bertugas sebagai pimpinan redaksi, reporter, ilustrasi atau pencari berita.
Tujuannya :
Menampung hasil karya siswa berupa gambar, cerita/karangan, puisi, atau pengalaman pribadi.
Membiasakan siswa untuk menulis, segala ide, impian dan harapan dapat ditumpahkan dalam karya tulis.
Menumbuhkan semangat belajar dan membaca.
Biasanya siswa akan senang, apabila karyanya dilihat oleh teman-temannya. Hasil karya yang ditempel bisa saja sengaja dibuat oleh siswa di rumah atau hasil tugas mata pelajaran tertentu.

7. Setting Kelas
Untuk sekolah yang full day school kemungkinan besar siswa akan merasa jenuh dan capek berada terus di sekolah atau kelas. Oleh karena itu bagaimana menciptakan ruangan dan suasana kelas yang meminimalisir kejenuhan mereka.
Setting kelas dapat dilakukan oleh guru dengan cara penataan ruangan, pemasangan gambar, tulisan yang memotivasi, warna-warni yang menyolok, hiasan yang menggugah poster dll. Contohnya poster dapat ditempel di dinding kelas. Bunyi poster misalnya, “ BELAJAR ITU MUDAH DAN MENYENANGKAN “, “ MEMBACA MENJADI KEBUTUHANKU “, AKU INGIN MENJADI ANAK PINTAR DAN SHOLEH “, “ BELAJAR ITU IBADAH, BERPRESTASI ITU INDAH.”
Setiap minggu sekali, siswa diperbolehkan untuk berpindah tempat duduknya, sesuai keinginan mereka. Papan tulis, setiap semester sekali dapat dirubah posisinya, sesuai kesepakatan dengan siswa.

8. Mencatat dengan Peta Pikiran
Hasil temuan mutakhir menunjukan bahwa otak manusia memiliki kehebatan yang luar biasa, ada otak kiri dan otak kanan. Untuk mengembangkan kemampuan otak kanan yang penuh dengan imajinasi, siswa diajarkan cara menulis dengan menggunakan peta pikiran.
Tujuannya :
Mempermudah mengingat/menghapal materi pelajaran.
Menulis sambil menggambar disertai warna akan lebih menarik dan tidak jenuh.
Mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitas anak.
Guru harus menyusun terlebih dahulu materinya yang sesuai. Siswa diberi kebebasan untuk mewarnai, menggambar dan membuatnya sendiri.

9. Penggunaan alat peraga
Alat peraga boleh dikatakan sebagai salah satu pendukung kesuksesan pembelajaran, karena dengan media ini biasanya pembelajaran menjadi lebih menarik. Berbagai media dapat dibuat guru walaupun sederhana.
Tujuannya :
Memperjelas materi yang disampaikan, karena siswa melihat secara langsung.
Menarik siswa sehingga penbelajaran lebih hidup dan dinamis.
Sebagai sarana untuk menambah pemahaman siswa tentang materi mata pelajaran, terutama media yang berupa permainan.
Media yang dapat dibuat misalnya kartu permainan perkalian. pembagian dan pengurangan. Angka gabus berwarna (matematika), fuzel IPA, PP IPA, kartu permainan IPA (IPA), PP IPS, mata angin, gambar, denah (IPS), kartu berpasangan, papan sinonim/antonim (B. Indonesia). Prinsip utama dari pembuatan alat peraga adalah dengan media maka pembelajaran lebih bermakna dan menggairahkan.

10. Pembelajaran sambil bermain
Kegiatan ini amat tergantung pada gurunya. Pembelajaran tidak harus selalu serius, siswa duduk manis semua di meja, mendengarkan ceramah guru dengan tidak boleh melirik kiri dan kanan. Sebenarnya dimungkinkan pembelajaran dengan mengadopsi berbagai permainan yang sering dilihat oleh anak-anak di TV seperti kuis siapa aku, tebaklah, siapa berani dll.
Selain itu guru bisa mengembangkan metode ini berdasarkan pengalaman di lapangan. Contohnya dalam pelajaran B. Indonesia, mengadakan permainan tebak kata, di mana setiap siswa menyiapkan kata yang telah dipahami artinya, kemudian dia mengemukakan huruf awal sambil menyebutkan ciri-cirinya. Permainan peribahasa, dengan cara melanjutkan peribahasa yang telah diucapkan siswa lain, apabila ada yang salah maka, dia maju ke depan untuk bernyanyi (nasyid).
Begitu banyak bentuk permainan yang dapat dilakukan oleh guru, dan kesemuanya bertujuan untuk lebih menarik siswa dalam pembelajaran.

2. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6) .
Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir, menurut Gagne (dalam Sadiman, 2002: 6). Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002: 6).
Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.

3. Media yang tepat untuk pembelajaran matematika yaitu :
Media grafis. Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini merupakan penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual dan melibatkan rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah: bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya, terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbul-simbul verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat interpretatif.
Media audio. Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbul-simbul auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).
Media proyeksi diam. Beberapa jenis media yang termasuk kelompok ini memerlukan alat bantu (misal proyektor) dalam penyajiannya. Ada kalanya media ini hanya disajikan dengan penampilan visual saja, atau disertai rekaman audio. Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu, menggunakan teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu (terutama pada jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang, dihentikan, dsb., sesuai dengan kebutuhan.
Media permainan dan simulasi. Ada beberapa istilah lain untuk kelompok media pembelajaran ini, misalnya simulasi dan permainan peran, atau permainan simulasi. Meskipun berbeda-beda, semuanya dapat dikelompkkan ke dalam satu istilah yaitu permainan (Sadiman, 1990). Ciri atau karakteristik dari media ini adalah: melibatkan pebelajar secara aktif dalam proses belajar, peran pengajar tidak begitu kelihatan tetapi yang menonjol adalah aktivitas interaksi antar pebelajar, dapat memberikan umpan balik langsung, memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran ke dalam situasi nyata di masyarakat, memiliki sifat luwes karena dapat dipakai untuk berbagai tujuan pembelajaran dengan mengubah alat dan persoalannya sedikit saja, mampu meningkatkan kemampuan komunikatif pebelajar, mampu mengatasi keterbatasan pebelajar yang sulit belajar dengan metode tradisional, dan dalam penyajiannya mudah dibuat serta diperbanyak.
Media alat peraga maya (Virtual Manipulatives). Patricia S. Moyer, Johnna J. Bolyard dan Mark A. Spikell (2002) mendifinisikan bahwa alat peraga maya adalah sebuah representasi visual obyek dinamis berbasis Web yang interaktif dan memungkinkan untuk digunakan mengkonstruk pengetahuan matematika. Sedangkan menurut situs Wikipedia online, alat peraga maya adalah alat peraga yang interaktif, berbasis web atau komputer sebagai media representasi visual dari objek dinamis yang memungkinkan untuk digunakan membangun pengetahuan matematika.
Selain kedua definisi eksplisit tersebut, Spicer (2000) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis representasi dari World Wide Web yang disebut juga sebagai alat peraga maya yaitu, representasi statis dan dinamis dari alat peraga real. Penjelasan dari pernyataan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut; Representasi visual statis adalah gambar-gambar kecil yang biasanya terdapat di dalam buku, gambar pada OHP, sketsa pada papan tulis dan lain-lain. Meskipun representasi tersebut menggambarkan bentuk manipulasi dari benda-benda konkrit namun tidak dapat menggantikan posisi benda-benda konkrit yang dapat dimanipulasi secara langsung. Siswa dapat membalik, melipat atau memutar langsung dengan tangannya alat peraga konkrit. Namun alat peraga maya statis tidak dapat menggantikan peran tersebut. Representasi visual statis ini tidak dapat menggantikan peran media alat peraga yang sesungguhnya. Sebaliknya representasi visual dinamis adalah sesuatu yang sangat penting. Representasi visual dinamis adalah gambar-gambar visual pada komputer seperti yang terdapat pada buku-buku, OHP atau sketsa pada papan tulis. Hanya saja ditambah dengan kemampuan dapat dimanipulasi seperti pada situasi yang sebenarnya. Siswa dapat memanipulasi seperti melipat, memutar, membalik dan lainnya menggunakan tangan dengan cara memanfaatkan mouse komputer yang diprogram untuk melakukan seluruh aktivitas manipulasi yang terjadi. Pada representasi manipulasi dimensi tiga maka seluruh aktivitas manipulasi konkrit dapat dilakukan.
Jika ditinjau lebih jauh dari difinisi alat peraga maya yang ada, pada dasarnya alat peraga maya adalah sebuah program interaktif yang berbasiskan teknologi komputer dengan memanfaatkan representasi visual objek dinamis yang dapat dimanipulasi sebagaimana objek real untuk membangun pengetahuan matematika. Program ini sendiri dapat terkoneksi langsung dengan internet ataupun digunakan pada komputer dengan fasilitas CD ROOM tanpa koneksi internet. Kehadiran konsep baru tentang alat peraga dapat dilukiskan dalam sebuah diagram sebagai berikut;


Sehingga saat ini terdapat dua pilihan untuk menggunakan alat peraga matematika, yaitu alat peraga maya atau alat peraga real. Demikian pula dalam pemilihan alat peraga maya terdapat dua alternative yang dapat dipilih, alat peraga maya yang terhubung langsung dengan internet ataupun yang dapat digunakan tanpa koneksi ke internet(offline). Sedangkan alat peraga real masih tetap terdapat dua alternative pilihan yaitu alat peraga 2 dimensi yang memanfaatkan represenetasi visual saja ataupun objek 3 dimensi yang dapat dimanipulasi langsung.

GURU

SOAL:
1. Berikan beberapa contoh dari inovasi pembelajaran? Jelaskan!
2. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran? Jelaskan!
3. Bagaimana memilih media yang tepat dalam pembelajaran matematika?

PENYELESAIAN:
1. Ketika mendengar kata inovasi, yang muncul di benak kita barangkali sesuatu yang baru, unik dan menarik. Kebaruan, keunikan dan yang menarik itu pada akhirnya membawa kemanfaatan. Pendapat tersebut nampaknya tidak salah, dalam arti manusia sebagai makhluk sosial yang dinamis dan tak puas dengan apa yang sudah ada akan selalu mencoba, menggali dan menciptakan sesuatu yang ‘ baru ‘ atau ‘ lain ‘ dari biasanya, Begitu pula masalah inovasi yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Di mana proses pembelajaran melibatkan manusia (baca : siswa dan guru) yang memiliki karakteristik khas yaitu keinginan untuk mengembangkan diri, maju dan berprestasi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat (KBBI, 1990 : 330). Dari pengertian ini nampak bahwa inovasi itu identik dengan sesuatu yang baru, baik berupa alat, gagasan maupun metode. Dengan berpijak pada pengertian tersebut, maka inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Hasbullah (2001) berpendapat bahwa ‘baru’ dalam inovasi itu merupakan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi.

Menurut Gagne (1975), setidaknya ada empat fungsi yang harus dilakukan guru kaitannya sebagai motivator. Pertama, arousal function atau membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. Kedua, expectancy funtion yaitu menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran. Ketiga, incentive function maksudnya guru memberikan ganjaran untuk prestasi yang dicapai siswa dalam rangka merangsang pencapaian prestasi berikutnya dan keempat, disciplinary function bahwa guru membantu keteraturan tingkah laku siswa.
Keempat fungsi tersebut, selayaknya diperankan dengan tepat oleh guru dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga diharapkan motivasi belajar siswa semakin lama akan semakin meningkat dan tinggi.

CONTOH INOVASI SEDERHANA

Perlu disadari bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang bersifat kompleks dan timbal-balik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Selayaknya siswa diberi kesempatan yang memadai untuk ikut ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam sebuah proses pembelajaran. Ditengarai bahwa dunia anak (baca : TK dan SD) merupakan dunia bermain, tetapi acapkali guru melupakan hal ini. Semestinya setiap guru dalam setiap proses pembelajarannya menciptakan suasana yang menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekpresif) dan penuh tantangan (chalenge).

Oleh karena itu berbagai inovasi dapat dicoba untuk dikembannngkan walaupun amat sederhana. Beberapa bentuk inovasi yang sempat penulis cobakan, diantaranya:

1) Pembuatan yel-yel
Yel-yel ini biasanya dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, guru mengajak siswa untuk bersama-sama mengucapkan beberapa yel yang telah diajarkan kepada mereka.
Tujuannya : 1. menumbuhkan semangat belajar siswa.2. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.3. Mewujudkan hubungan yang akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Berbagai variasi yel dapat diciptakan oleh guru, dengan mengubah lagu tertentu yang sudah dihapal siswa serta menggunakan kepalan tangan, suara yang bersemangat, mimik muka serta kekompakan siswa dalam pengucapannya.
Penulis membagi pembuatan yel ini dalam dua bagian, yaitu yel-yel kelas, yang memberi semangat untuk pengkondisian kelas sehingga siswa siap belajar (apersepsi dan motivasi), dan yel-yel mata pelajaran yaitu memberi semangat untuk mengikuti pelajaran tertentu.
Di bawah ini, contoh-contoh yel yang telah dibuat dan dilakukan ketika akan dimulai proses pembelajaran.
Contoh Yel-yel kelas
KELASKU….KELASKU….KELASKU
YANG TERBAIKK… OK ! ALLOHU AKBAR !
AKU ANAK SHOLEH !!!!!!! ……………..
DEDEED….DEDEED…..DEDEED……….ALLOHU AKBAR !
Contoh yel-yel mata pelajaran
Pelajaran Matematika
MATE… MATE… MATIKU……MATEMATIKA
AKU SENANG BEL-LAJAR MATEMATIKA
YES !!!! ALLOHU AKBAR !
Pelajaran IPA
IPAAA….IPAA….IPAAA I PE A
ILMU,,,, PENGETAHUAN,,,, ALAM
IS THE BEST , OH YEE… ALLOHU AKBAR !
Pelajaran IPS
IPSSSSSS… IPSSSSSSSSSS…IPSSSSSSSSSSSS…
I LIKE IT …. I LIKE IT, OH LALA…. OH LALA
ALLOHU AKBAR !
Pelajaran Bahasa Indanesia
BI……….BI…………..BI…………………
WOW KERREEEN………ALLOHU AKBAR !
Semua yel-yel selalu diakhiri dengan lafadz takbir, sambil mengepalkan tangan kanan ke atas. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai kepada siswa bahwa semua yang ada di dunia ini adalah kecil, yang maha besar dan maha angung hanyalah.

2) Pemberian Penghargaan
Berdasarkan pangalaman di lapangan, anak kelas bawah (baca : SD) amat senang apabila usaha belajarnya dihargai dan mendapat pengakuan dari guru, walaupun amat sederhana. Oleh karena itu, para guru nampaknya jangan terlalu pelit untuk menberikan penghargaan, selama dilakukan dengan memperhatikan waktu dan cara yang tepat. Penghargaan itu sendiri dapat dimaknai sebagai alat pengajaran dalam rangka pengkondisian siswa menjadi senang belajar.
Tujuannya:
Mendorong siswa agar lebih giat belajar.
Memberi apresiasi atas usaha mereka.
Menumbuhkan persaingan yang sehat antar siswa untuk meningkatkan prestasi
Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sesuai kesempatan yang ada. Penulis membaginya dalam beberapa macam, yakni dalam bentuk ucapan, tulisan, barang/benda dan penghargaan khusus. Seyogyanya penghargaan ini dapat menjadi kebanggaan siswa akan eksistensi dirinya, yang nantinya meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri.
Penghargaan berupa ucapan.
Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan direncanakan terlebih daluhu atau bersifat spontan saja. Yang terpenting bahwa setiap siswa yang menunjukkan suatu usaha, maka layak dihargai. Pemberian pujian bagi siswa yang berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran, seperti kata-kata YESS ! (sambil mengancungkan jempol tangan), Excelent (dua jari membentuk huruf V), Thankyou Very Much (kedua tangan diacungkan ke atas) dll.
Penghargaan berupa tulisan.
Hal ini dapat dilakukan setiap hari, ketika siswa mengerjakan tugas atau PR. Penghargaan ini diberikan dengan cara guru menuliskan di buku catatan atau tugas siswa, berupa kata pujian, terutama bagi siswa yang berhasil mendapat nilai bagus (80-100). Kalimat pujian tersebut diantaranya “ selamat, you are the best student “ , “ Alhamdulillah, kamu anak pintar “ , “ pacu terus prestasimu “ ,
penghargaan berupa barang/benda
Berbagai benda sebenarnya dapat dijadikan alat penghargaan, baik benda yang sudah ada maupun yang telah dimodifikasi/disiapkan.
Penulis misalnya memberikan penghargaan berupa :
Bintang, terbuat dari kertas karton/asturo berukuran kecil bagi siswa yang mendapat nilai tinggi (80-100) baik latihan soal, tugas maupun PR.
Kalung medali pelajaran, terbuat dari gabus yang menyerupai sebuah medali dengan menggunakan tali warna. Medali dibuat khusus untuk setiap mata pelajaran, dan diberikan kepada siswa setiap selesai ulangan harian. Siswa yang mendapat nilai tertinggi dalam ulangan harian berhak menerima medali.
Sewaktu-waktu tidak ada salahnya apabila guru memberikan penghargaan berupa uang jajan, walaupun dengan nilai nominal yang relatif kecil. Bagi siswa terkadang bukan besar kecilnya uang tetapi kebanggaan mendapatkannya dari guru yang dicintainya.
Penghargaan khusus
Penghargaan ini sifatnya spontan dan insidental, di mana siswa yang berhasil menjawab dengan tepat pertanyaan dari guru dimungkinkan untuk istirahat atau pulang terlebih dahulu.

3. Pemberian sanksi
Dalam sebuah proses pembelajaran perlu ada semacam aturan main (rule of the game). Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, termasuk perlu adanya sanksi yang disepakati bersama antara guru dengan siswa. Tetapi diupayakan dalam pemberian saknsi ini betul-betul bersifat pedagogis (mendidik).
Tujuannya :
Terwujudnya kelas yang tertib, namun diupayakan tetap menyenangkan.
Penanaman disiplin kepada anak.
Mendidik siswa untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan.
Kotak Soal
Dibuat dari bekas wadah susu atau makanan lain, yang berbentuk segi empat, kemudian dibungkus kertas kado, dengan warna yang menarik ditempel di dinding kelas sejumlah mata pelajaran, sehingga setiap mapel memiliki kotak soal tersendiri.
Tujuannya :
mendorong siswa agar senang mempelajari soal sesuai keinginannya setiap saat.
Memberi kesempatan memanfaatkan waktu luang untuk mempelajari soal-soal.
Soal ini dibuat dengan berbagai bentuk, seperti soal cerita, kuis, siapa aku, tanya jawab, dll. Di tulis di kertas asturo atau kertas lain dengan bentuk yang menarik.

4. Pokjar (Kelompok Belajar)
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap kelompok dipilih satu ketua yang mampu memimpin dan membantu anggotanya.
Tujuannya :
Matih kerjasama antara siswa
Menanamkan jiwa kepemimpinan dan saling membantu
Terjadi pertukaran pengetahuan dan memungkinkan siswa yang sudah paham mengajari teman lainnya .
Dalam pelajaran tertentu, guru memberikan masalah kemudian siswa mendiskusikanya dalam kelompok. Adapun tempat pengerjaannya diserahkan sepenuhnya pada mereka, asal waktunya ditetapkan dengan jelas. Mereka boleh mengerjakan di kelas (in-door) atau diluar kelas (out-door) seperti perpustakaan, halaman sekolah, aula atau mushola.
Bagi kelompok yang berhasil meraih nilai tertinggi dan paling cepat, akan diberi penghargaan berupa bintang kelompok, yang nantinya ditempel di dinding dengan menggunakan gabus berukuran 100 cm x 75 cm. Gabus tersebut diberi tulisan “ Alhamdulillah, Mamah….. Mamah……….. inilah bintang kelompokku………”.

5. Perpustakaan Kelas
Penanaman kebiasaan membaca harus selalu ditumbuhkan. Kehadiran perpustakaan kelas merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan. Berbagai buku yang bersifat ringan dan dapat menggugah kreativitas siswa bisa dijadikan referensi. Majalah Bobo, Annida, Anak Sholeh, buku cerita, kisah sahabat dan petualangan hewan merupakan pilihan bagi mereka.
Tujuannya :
Menanamkan kebiasaan membaca sejak dini, karena membaca adalah kunci pengetahuan.
Memanfaatkan waktu luang secara baik.
Adapun sumber bukunya dapat diperoleh dari sumbangan siswa sendiri yakni membawa buku bacaan bekas dari rumah, membeli atau sumbangan.

6. Mading Kelas
Kehadiran majalah dinding (mading) kelas menjadi satu terobosan yang cukup baik. Diantara siswa ada yang dipilih menjadi pengurus mading. Mereka ada yang bertugas sebagai pimpinan redaksi, reporter, ilustrasi atau pencari berita.
Tujuannya :
Menampung hasil karya siswa berupa gambar, cerita/karangan, puisi, atau pengalaman pribadi.
Membiasakan siswa untuk menulis, segala ide, impian dan harapan dapat ditumpahkan dalam karya tulis.
Menumbuhkan semangat belajar dan membaca.
Biasanya siswa akan senang, apabila karyanya dilihat oleh teman-temannya. Hasil karya yang ditempel bisa saja sengaja dibuat oleh siswa di rumah atau hasil tugas mata pelajaran tertentu.

7. Setting Kelas
Untuk sekolah yang full day school kemungkinan besar siswa akan merasa jenuh dan capek berada terus di sekolah atau kelas. Oleh karena itu bagaimana menciptakan ruangan dan suasana kelas yang meminimalisir kejenuhan mereka.
Setting kelas dapat dilakukan oleh guru dengan cara penataan ruangan, pemasangan gambar, tulisan yang memotivasi, warna-warni yang menyolok, hiasan yang menggugah poster dll. Contohnya poster dapat ditempel di dinding kelas. Bunyi poster misalnya, “ BELAJAR ITU MUDAH DAN MENYENANGKAN “, “ MEMBACA MENJADI KEBUTUHANKU “, AKU INGIN MENJADI ANAK PINTAR DAN SHOLEH “, “ BELAJAR ITU IBADAH, BERPRESTASI ITU INDAH.”
Setiap minggu sekali, siswa diperbolehkan untuk berpindah tempat duduknya, sesuai keinginan mereka. Papan tulis, setiap semester sekali dapat dirubah posisinya, sesuai kesepakatan dengan siswa.

8. Mencatat dengan Peta Pikiran
Hasil temuan mutakhir menunjukan bahwa otak manusia memiliki kehebatan yang luar biasa, ada otak kiri dan otak kanan. Untuk mengembangkan kemampuan otak kanan yang penuh dengan imajinasi, siswa diajarkan cara menulis dengan menggunakan peta pikiran.
Tujuannya :
Mempermudah mengingat/menghapal materi pelajaran.
Menulis sambil menggambar disertai warna akan lebih menarik dan tidak jenuh.
Mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitas anak.
Guru harus menyusun terlebih dahulu materinya yang sesuai. Siswa diberi kebebasan untuk mewarnai, menggambar dan membuatnya sendiri.

9. Penggunaan alat peraga
Alat peraga boleh dikatakan sebagai salah satu pendukung kesuksesan pembelajaran, karena dengan media ini biasanya pembelajaran menjadi lebih menarik. Berbagai media dapat dibuat guru walaupun sederhana.
Tujuannya :
Memperjelas materi yang disampaikan, karena siswa melihat secara langsung.
Menarik siswa sehingga penbelajaran lebih hidup dan dinamis.
Sebagai sarana untuk menambah pemahaman siswa tentang materi mata pelajaran, terutama media yang berupa permainan.
Media yang dapat dibuat misalnya kartu permainan perkalian. pembagian dan pengurangan. Angka gabus berwarna (matematika), fuzel IPA, PP IPA, kartu permainan IPA (IPA), PP IPS, mata angin, gambar, denah (IPS), kartu berpasangan, papan sinonim/antonim (B. Indonesia). Prinsip utama dari pembuatan alat peraga adalah dengan media maka pembelajaran lebih bermakna dan menggairahkan.

10. Pembelajaran sambil bermain
Kegiatan ini amat tergantung pada gurunya. Pembelajaran tidak harus selalu serius, siswa duduk manis semua di meja, mendengarkan ceramah guru dengan tidak boleh melirik kiri dan kanan. Sebenarnya dimungkinkan pembelajaran dengan mengadopsi berbagai permainan yang sering dilihat oleh anak-anak di TV seperti kuis siapa aku, tebaklah, siapa berani dll.
Selain itu guru bisa mengembangkan metode ini berdasarkan pengalaman di lapangan. Contohnya dalam pelajaran B. Indonesia, mengadakan permainan tebak kata, di mana setiap siswa menyiapkan kata yang telah dipahami artinya, kemudian dia mengemukakan huruf awal sambil menyebutkan ciri-cirinya. Permainan peribahasa, dengan cara melanjutkan peribahasa yang telah diucapkan siswa lain, apabila ada yang salah maka, dia maju ke depan untuk bernyanyi (nasyid).
Begitu banyak bentuk permainan yang dapat dilakukan oleh guru, dan kesemuanya bertujuan untuk lebih menarik siswa dalam pembelajaran.

2. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6) .
Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir, menurut Gagne (dalam Sadiman, 2002: 6). Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002: 6).
Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.

3. Media yang tepat untuk pembelajaran matematika yaitu :
Media grafis. Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini merupakan penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual dan melibatkan rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah: bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya, terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbul-simbul verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat interpretatif.
Media audio. Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbul-simbul auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).
Media proyeksi diam. Beberapa jenis media yang termasuk kelompok ini memerlukan alat bantu (misal proyektor) dalam penyajiannya. Ada kalanya media ini hanya disajikan dengan penampilan visual saja, atau disertai rekaman audio. Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu, menggunakan teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu (terutama pada jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang, dihentikan, dsb., sesuai dengan kebutuhan.
Media permainan dan simulasi. Ada beberapa istilah lain untuk kelompok media pembelajaran ini, misalnya simulasi dan permainan peran, atau permainan simulasi. Meskipun berbeda-beda, semuanya dapat dikelompkkan ke dalam satu istilah yaitu permainan (Sadiman, 1990). Ciri atau karakteristik dari media ini adalah: melibatkan pebelajar secara aktif dalam proses belajar, peran pengajar tidak begitu kelihatan tetapi yang menonjol adalah aktivitas interaksi antar pebelajar, dapat memberikan umpan balik langsung, memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran ke dalam situasi nyata di masyarakat, memiliki sifat luwes karena dapat dipakai untuk berbagai tujuan pembelajaran dengan mengubah alat dan persoalannya sedikit saja, mampu meningkatkan kemampuan komunikatif pebelajar, mampu mengatasi keterbatasan pebelajar yang sulit belajar dengan metode tradisional, dan dalam penyajiannya mudah dibuat serta diperbanyak.
Media alat peraga maya (Virtual Manipulatives). Patricia S. Moyer, Johnna J. Bolyard dan Mark A. Spikell (2002) mendifinisikan bahwa alat peraga maya adalah sebuah representasi visual obyek dinamis berbasis Web yang interaktif dan memungkinkan untuk digunakan mengkonstruk pengetahuan matematika. Sedangkan menurut situs Wikipedia online, alat peraga maya adalah alat peraga yang interaktif, berbasis web atau komputer sebagai media representasi visual dari objek dinamis yang memungkinkan untuk digunakan membangun pengetahuan matematika.
Selain kedua definisi eksplisit tersebut, Spicer (2000) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis representasi dari World Wide Web yang disebut juga sebagai alat peraga maya yaitu, representasi statis dan dinamis dari alat peraga real. Penjelasan dari pernyataan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut; Representasi visual statis adalah gambar-gambar kecil yang biasanya terdapat di dalam buku, gambar pada OHP, sketsa pada papan tulis dan lain-lain. Meskipun representasi tersebut menggambarkan bentuk manipulasi dari benda-benda konkrit namun tidak dapat menggantikan posisi benda-benda konkrit yang dapat dimanipulasi secara langsung. Siswa dapat membalik, melipat atau memutar langsung dengan tangannya alat peraga konkrit. Namun alat peraga maya statis tidak dapat menggantikan peran tersebut. Representasi visual statis ini tidak dapat menggantikan peran media alat peraga yang sesungguhnya. Sebaliknya representasi visual dinamis adalah sesuatu yang sangat penting. Representasi visual dinamis adalah gambar-gambar visual pada komputer seperti yang terdapat pada buku-buku, OHP atau sketsa pada papan tulis. Hanya saja ditambah dengan kemampuan dapat dimanipulasi seperti pada situasi yang sebenarnya. Siswa dapat memanipulasi seperti melipat, memutar, membalik dan lainnya menggunakan tangan dengan cara memanfaatkan mouse komputer yang diprogram untuk melakukan seluruh aktivitas manipulasi yang terjadi. Pada representasi manipulasi dimensi tiga maka seluruh aktivitas manipulasi konkrit dapat dilakukan.
Jika ditinjau lebih jauh dari difinisi alat peraga maya yang ada, pada dasarnya alat peraga maya adalah sebuah program interaktif yang berbasiskan teknologi komputer dengan memanfaatkan representasi visual objek dinamis yang dapat dimanipulasi sebagaimana objek real untuk membangun pengetahuan matematika. Program ini sendiri dapat terkoneksi langsung dengan internet ataupun digunakan pada komputer dengan fasilitas CD ROOM tanpa koneksi internet. Kehadiran konsep baru tentang alat peraga dapat dilukiskan dalam sebuah diagram sebagai berikut;


Sehingga saat ini terdapat dua pilihan untuk menggunakan alat peraga matematika, yaitu alat peraga maya atau alat peraga real. Demikian pula dalam pemilihan alat peraga maya terdapat dua alternative yang dapat dipilih, alat peraga maya yang terhubung langsung dengan internet ataupun yang dapat digunakan tanpa koneksi ke internet(offline). Sedangkan alat peraga real masih tetap terdapat dua alternative pilihan yaitu alat peraga 2 dimensi yang memanfaatkan represenetasi visual saja ataupun objek 3 dimensi yang dapat dimanipulasi langsung.

GURU

HUBUNGAN ANTARA GURU DAN MURID SPIRITUAL (BAGIAN 2)

Salam kasih,

Di hadapan Guru kita sendiri, kita tidak mempunyai hal lain dalam bentuk apa pun yang lain yang lebih penting lagi. Guru adalah "Sarvasva" ...(segalanya bagi murid). Jadi, kita tidak akan mempersamakan setiap Guru Spiritual itu dengan Guru kita. Hubungan seorang istri dengan suami, sama seperti seorang murid dengan Gurunya. Tidak setiap Guru Spiritual adalah Gurunya dan tidak setiap suami adalah suami bagi seorang istri.

Tetapi, hal ini sebenarnya merupakan sesuatu yang sangat pelik. Apa yang kita mengerti belum tentu kejadian dan kenyaaannya seperti itu. Semua yang kita ceritakan di sini adalah sehubungan dengan pengalaman spiritual pribadi seseorang dengan Tuhan. Biarlah bagian ini menjadi tanda tanya bagi kita semua, sebab jawabannya ada pada pengalaman spiritual pribadi seseorang. Kita hanya merenungkan bagan-bagannya saja. Waktu dan keberadaan pribadi-pribadi masing-masing akan menentukan berbagai langkah kebenaran yang akan diambil, dan semua itu adalah divine.

Ketika seseorang tidak berguru penuh pada seorang Guru Spiritual dan ketika Guru Spiritual tidak menerima penuh seseorang sebagai murid spiritual, maka hubungan tersebut akan mengalami hambatan. Dan dalam keadaan seperti itu, Guru bukanlah "sarvasva"...(segalanya bagi dia). Sekali lagi kalimat ini harus saya sertakan dengan kalimat, bahwa semua ini sangat tergantung pada ketulusan/kejujuran pengalaman spiritual seseorang. Ketika seseorang murid spiritual telah mantap sepenuhnya berguru dan telah berhasil merasuk kedalam keseluruhan Gurunya, maka saat itu pula, ketika Guru mengatakan tali maka ia akan menerima benda melingkar di hadapannya sebagai seutas tali. Kemudian ketika Guru mengatakan benda tersebut sebagai ular, maka sang murid langsung pada detik itu juga akan segera menerima benda yang melingkar di hadapannya sebagai seekor ular.

Pada prinsipnya, yang dituntut di sini adalah kesungguhan dan ketulusan kita berguru, dengan selalu memperhatikan kewajiban-kewajiban seorang murid spiritual kepada Gurunya.
Umumnya, banyak orang yang hanya memuja Gurunya dengan gambar dan ada pula yang dibuatkan arca serta dihias sangat indah. Mereka juga memujanya dengan sangat tekun dan mantap. Tetapi, apabila orang tersebut sama sekali tidak memberikan perhatian pada apa-apa yang dikatakan atau diajarkan oleh Gurunya, apa-apa yang menjadi kehendak gurunya, bahwa gurunya menghendaki ia merubah diri dalam segala hal, baik dalam tingkah laku, dalam bertutur kata, dalam melakukan pelayanan dan lain lain, namun ia sama sekali tidak pernah mengikuti kehendak/perintah Gurunya, lalu apa gunanya ia siang malam memuja Gurunya?

Memuja Guru berarti kita berubah menjadi seperti yang dikehendaki oleh Guru. Kita akan mengikuti perintah-perintah Guru dengan baik dan patuh. Bila Guru tidak menginginkan kita merokok, tetapi kalaupun kita tekun memuja Guru dan di saat yang sama kita tidak mau meninggalkan kebiasaan merokok tersebut, lalu apa gunanya kita berguru? Ini hanyalah suatu contoh kecil saja.

Yang lebih jauh, kalau kita tidak pernah sama sekali melakukan pelayanan pada Guru, maka apa artinya kita berguru??? Kemajuan seorang murid sangat tergantung pada pelayanan yang ia lakukan terhadap Gurunya. Perlu dicatat, pelayanan yang paling dikehendaki oleh seorang Guru adalah pelayanan dalam mengikuti segala kata-kata/perintah Guru.

Tentu saja kita tidak mengikuti kata-kata Guru ketika kata-kata itu hanya berbau manis dan membujuk emosi kita. Namun ketika Guru memerintahkan sesuatu yang tidak membujuk dan tidak akur dengan kesadaran serta pengertian kita, alias tidak sesuai dengan keinginan kita, maka kita tidak akan mengikutinya plus menaruh kecurigaan pada Guru. Hal-hal seperti inilah yang perlu diperhatikan oleh seorang murid spiritual, demi kemajuan dan demi menyatunya dia pada kesadaran spiritual sang Guru. Hanya dengan cara itu saja ia akan menemukan kemajuan spiritualnya.

Mengingat kemajuan yang kita capai (jika kita jujur menerima keberadaan kita), maka kita memang harus lebih sering mendekatkan kesadaran kita kepada kesadaran Guru, daripada kita mendekatkan (baca: menurunkan) kesadaran Guru kepada kesadaran kita. Barangkali hal ini bisa dicontohkan seperti, kalau kita mengcopy artikel dari sebuah komputer yang masih memakai program windows 97,
maka ketika kita mencoba membuka file yang kita hendak copy itu di komputer yang telah memakai program windows XP atau windows versi diatasnya, maka file tersebut akan otomatis terprogram ke program XP tersebut dan ia tidak akan bisa dibuka lagi dengan program yang lebih rendah seperti pada komputer yang masih memakai program windows 97 (saya bukan seorang ahli program-program komputer. Contoh ini mohon dibantu untuk dikoreksi kebenarannya. Kalau contohnya tidak benar, mohon diabaikan contoh tetapi berusaha menangkap apa-apa yang saya ingin sampaikan lewat contoh tersebut.).

Begitulah,...., ketika kita telah menjadi tulus sedikit saja, maka kesadaran kita akan berpindah ke kesadaran Guru. Pada saat yang bersamaan, kesadaran kita akan meningkat dan ia tidak akan pernah lagi turun level, karena kita membuka "file" kesadaran kita lewat komputer Guru dan bukan lagi lewat komputer yang masih memakai program-program bawahan yang sudah ketinggalan zaman.

Itulah sebuah teknik rahasia bagi seorang murid dalam usaha untuk mengangkat kesadarannya. Ia tidak perlu begitu susah payah memperbaiki kesadarannya. Tetapi ia cukup hanya dengan mendekatkan kesadarannya kepada kesadaran Guru. Ia cukup hanya dengan membuka file lewat “komputer” Gurunya. Syaratnya hanyalah ketulusan, khususnya tulus dalam memperbaiki diri, tulus dalam mengikuti teknik Guru, tulus di hadapan Guru dan khususnya lebih penting lagi adalah murid tetap menjaga ketulusan tersebut ketika Guru tidak sedang berada di hadapannya.

Hanya dengan secuil ketulusan sajalah seorang murid akan muncul di permukaan kesadarannya menjadi selembar kain sutra nan indah, yang menjadi obyek pandangan kekaguman bagi setiap insan yang memandangnya. Keberuntungan seperti itu akan dengan mudah didapatkan oleh seorang murid yang tulus. Dan ternyata memang hanya ketulusan sajalah kualifikasi seorang murid yang dapat ia kedepankan, lalu dipersembahkan di kaki Gurunya.

Saya kira sekian dulu, semoga anda semua diijinkan olehNYA untuk mendekatkan kesadaran pada kesadaran sang Guru Sejati.

GURU

HUBUNGAN ANTARA GURU DAN MURID SPIRITUAL (BAGIAN 2)

Salam kasih,

Di hadapan Guru kita sendiri, kita tidak mempunyai hal lain dalam bentuk apa pun yang lain yang lebih penting lagi. Guru adalah "Sarvasva" ...(segalanya bagi murid). Jadi, kita tidak akan mempersamakan setiap Guru Spiritual itu dengan Guru kita. Hubungan seorang istri dengan suami, sama seperti seorang murid dengan Gurunya. Tidak setiap Guru Spiritual adalah Gurunya dan tidak setiap suami adalah suami bagi seorang istri.

Tetapi, hal ini sebenarnya merupakan sesuatu yang sangat pelik. Apa yang kita mengerti belum tentu kejadian dan kenyaaannya seperti itu. Semua yang kita ceritakan di sini adalah sehubungan dengan pengalaman spiritual pribadi seseorang dengan Tuhan. Biarlah bagian ini menjadi tanda tanya bagi kita semua, sebab jawabannya ada pada pengalaman spiritual pribadi seseorang. Kita hanya merenungkan bagan-bagannya saja. Waktu dan keberadaan pribadi-pribadi masing-masing akan menentukan berbagai langkah kebenaran yang akan diambil, dan semua itu adalah divine.

Ketika seseorang tidak berguru penuh pada seorang Guru Spiritual dan ketika Guru Spiritual tidak menerima penuh seseorang sebagai murid spiritual, maka hubungan tersebut akan mengalami hambatan. Dan dalam keadaan seperti itu, Guru bukanlah "sarvasva"...(segalanya bagi dia). Sekali lagi kalimat ini harus saya sertakan dengan kalimat, bahwa semua ini sangat tergantung pada ketulusan/kejujuran pengalaman spiritual seseorang. Ketika seseorang murid spiritual telah mantap sepenuhnya berguru dan telah berhasil merasuk kedalam keseluruhan Gurunya, maka saat itu pula, ketika Guru mengatakan tali maka ia akan menerima benda melingkar di hadapannya sebagai seutas tali. Kemudian ketika Guru mengatakan benda tersebut sebagai ular, maka sang murid langsung pada detik itu juga akan segera menerima benda yang melingkar di hadapannya sebagai seekor ular.

Pada prinsipnya, yang dituntut di sini adalah kesungguhan dan ketulusan kita berguru, dengan selalu memperhatikan kewajiban-kewajiban seorang murid spiritual kepada Gurunya.
Umumnya, banyak orang yang hanya memuja Gurunya dengan gambar dan ada pula yang dibuatkan arca serta dihias sangat indah. Mereka juga memujanya dengan sangat tekun dan mantap. Tetapi, apabila orang tersebut sama sekali tidak memberikan perhatian pada apa-apa yang dikatakan atau diajarkan oleh Gurunya, apa-apa yang menjadi kehendak gurunya, bahwa gurunya menghendaki ia merubah diri dalam segala hal, baik dalam tingkah laku, dalam bertutur kata, dalam melakukan pelayanan dan lain lain, namun ia sama sekali tidak pernah mengikuti kehendak/perintah Gurunya, lalu apa gunanya ia siang malam memuja Gurunya?

Memuja Guru berarti kita berubah menjadi seperti yang dikehendaki oleh Guru. Kita akan mengikuti perintah-perintah Guru dengan baik dan patuh. Bila Guru tidak menginginkan kita merokok, tetapi kalaupun kita tekun memuja Guru dan di saat yang sama kita tidak mau meninggalkan kebiasaan merokok tersebut, lalu apa gunanya kita berguru? Ini hanyalah suatu contoh kecil saja.

Yang lebih jauh, kalau kita tidak pernah sama sekali melakukan pelayanan pada Guru, maka apa artinya kita berguru??? Kemajuan seorang murid sangat tergantung pada pelayanan yang ia lakukan terhadap Gurunya. Perlu dicatat, pelayanan yang paling dikehendaki oleh seorang Guru adalah pelayanan dalam mengikuti segala kata-kata/perintah Guru.

Tentu saja kita tidak mengikuti kata-kata Guru ketika kata-kata itu hanya berbau manis dan membujuk emosi kita. Namun ketika Guru memerintahkan sesuatu yang tidak membujuk dan tidak akur dengan kesadaran serta pengertian kita, alias tidak sesuai dengan keinginan kita, maka kita tidak akan mengikutinya plus menaruh kecurigaan pada Guru. Hal-hal seperti inilah yang perlu diperhatikan oleh seorang murid spiritual, demi kemajuan dan demi menyatunya dia pada kesadaran spiritual sang Guru. Hanya dengan cara itu saja ia akan menemukan kemajuan spiritualnya.

Mengingat kemajuan yang kita capai (jika kita jujur menerima keberadaan kita), maka kita memang harus lebih sering mendekatkan kesadaran kita kepada kesadaran Guru, daripada kita mendekatkan (baca: menurunkan) kesadaran Guru kepada kesadaran kita. Barangkali hal ini bisa dicontohkan seperti, kalau kita mengcopy artikel dari sebuah komputer yang masih memakai program windows 97,
maka ketika kita mencoba membuka file yang kita hendak copy itu di komputer yang telah memakai program windows XP atau windows versi diatasnya, maka file tersebut akan otomatis terprogram ke program XP tersebut dan ia tidak akan bisa dibuka lagi dengan program yang lebih rendah seperti pada komputer yang masih memakai program windows 97 (saya bukan seorang ahli program-program komputer. Contoh ini mohon dibantu untuk dikoreksi kebenarannya. Kalau contohnya tidak benar, mohon diabaikan contoh tetapi berusaha menangkap apa-apa yang saya ingin sampaikan lewat contoh tersebut.).

Begitulah,...., ketika kita telah menjadi tulus sedikit saja, maka kesadaran kita akan berpindah ke kesadaran Guru. Pada saat yang bersamaan, kesadaran kita akan meningkat dan ia tidak akan pernah lagi turun level, karena kita membuka "file" kesadaran kita lewat komputer Guru dan bukan lagi lewat komputer yang masih memakai program-program bawahan yang sudah ketinggalan zaman.

Itulah sebuah teknik rahasia bagi seorang murid dalam usaha untuk mengangkat kesadarannya. Ia tidak perlu begitu susah payah memperbaiki kesadarannya. Tetapi ia cukup hanya dengan mendekatkan kesadarannya kepada kesadaran Guru. Ia cukup hanya dengan membuka file lewat “komputer” Gurunya. Syaratnya hanyalah ketulusan, khususnya tulus dalam memperbaiki diri, tulus dalam mengikuti teknik Guru, tulus di hadapan Guru dan khususnya lebih penting lagi adalah murid tetap menjaga ketulusan tersebut ketika Guru tidak sedang berada di hadapannya.

Hanya dengan secuil ketulusan sajalah seorang murid akan muncul di permukaan kesadarannya menjadi selembar kain sutra nan indah, yang menjadi obyek pandangan kekaguman bagi setiap insan yang memandangnya. Keberuntungan seperti itu akan dengan mudah didapatkan oleh seorang murid yang tulus. Dan ternyata memang hanya ketulusan sajalah kualifikasi seorang murid yang dapat ia kedepankan, lalu dipersembahkan di kaki Gurunya.

Saya kira sekian dulu, semoga anda semua diijinkan olehNYA untuk mendekatkan kesadaran pada kesadaran sang Guru Sejati.

GURU

Guru menciptakan susasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual
Terkadang siswa punya banyak pertanyaan dibenaknya, tetapi ada semacam perasaan malu dan takut, dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras kita salah satunya adalam menciptakan kelas yang memberik keamanan secara emosional bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu mengambil resiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara emosional, siswa akan berpikir 1000 kali untuk mau bertanya dan berpendapat.
Anda juga bisa membuat peraturan kelas yang isinya antara lain ‘Tidak boleh merendahkan atau meremehkan pendapat orang lain’ Jangan lupa anda juga memberi contoh dahulu kepada siswa untuk mengucapkan terima kasih dan menhargai untuk setiap pertanyaan, atau pendapat dari siswa anda. Jika ini terjadi dikelas anda dijamin kelas akan berubah menjadi kelas yang setiap individu didalamnya salaing mendukung dan mudah untuk berkolaborasi dalam berpengetahuan.
Tidak hanya sampai disitu saja, kelas yang membuat guru menjadi guru kreatif semestinya juga aman secara intelektual. Siswa bisa mandiri dan mengerti dimana letak alat tulis, dikarenakan semua hal dikelas sudah disiapkan dengan rapih dan terorganisir. Siswa tahu apa yang harus dikerjakan dikarenakan intruksi penugasan yang jelas oleh guru. Tidak hanya jelas tetapi juga menantang dengan demikian siswa bisa mengekpresikan kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang guru berikan.

Guru mengukur dengan hati, seberapa besar keterlibatan (engagement) siswa dalam tugas yang ia berikan
Saya jadi ingat sebuah pertanyaan yang bersifat reflektif mengenai cara kita mengajar dan membelajarkan siswa. Pertanyaan nya begini “Jika saya adalah murid saya sekarang, seberapa senang saya diajar oleh guru seperti saya? “
Seorang guru yang ahli mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dalam pembelajaran di kelas yang diajarnya dalam presentasi keterlibatan yang penuh alias 100 persen. Artinya, misalkan seorang guru mengajar selama 40 menit, maka selama 40 menit itu pulalah, siswa belajar dengan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran.
Tentu tidak dalam semalam semua guru bisa 100 persen menciptakan kelas yang aktif. Namun membutuhkan latihan dan latihan. Tetapi jalan kesana akan lebih cepat apabila kita mau jujur bertanya pada diri sendiri “Seberapa besar siswa aktif atau terlibat penuh dalam pembelajaran yang saya lakukan?”.

5 menit terakhir yang menentukan
Jadikan 5 menit terakhir pembelajaran anda untuk merangkum, berbagi atau berefleksi mengenai hal yang siswa sudah lakukan selama pembelajaran.
Bagilah menjadi dua pertanyaan besar, misalnya bagian mana yang paling berat dilakukan dan susah dimengerti. Pertanyaan selanjutnya, pengetahuan baru apa yang kamu dapatkan hari ini? Dengan demikian membuat siswa berdialog dengan dirinya sendiri mengenai proses belajar yang telah dilakukannya.

Guru menciptakan budaya menjelaskan, bukan budaya asal menjawab dengan betul
Ciri-ciri sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaannya hanya satu tetapi mempunyai jawaban yang banyak. Bandingkan dengan jenis pertanyaan yang hanya mempunyai satu jawaban. Hal yang terjadi siswa akan berlomba menjawab dengan benar dengan segala cara. Termasuk mencontek misalnya.
Sebagai guru budayakan pola perdebatan atau percakapan akademis di kelas kita. Saat mendengarkan rekan mereka berbicara dan berargumen, mereka akan belajar memilih dan membandingkan pendekatan atau cara yang orang lain lakukan untuk menjawab sebuah masalah yang guru berikan.
Sebagai guru saat memberikan soal berikanlah siswa beberapa peluang kemungkinandalam menjawab sebuah soal. Misalnya soal yang bapak berikan ini punya tiga alternative, bisa kah kamu menemukan ketiga-tiganya?

Guru mengajarkan kesadaran siswa dalam memandang sebuah pengetahuan
Saat membelajarkan siswa, dikarenakan keterbatasan kita, terkedang kita sudah membuat mereka menebak atau mengarang-ngarang sebuah jawaban demi mendapatkan hasil yang benar. Hal ini siswa lakukan secara sadar atau tidak sadar. Untuk itu mari kita letakkan gambar dibawah ini disamping soal yang kita berikan kepada siswa di kertas soal.

BANGKIT DARI KEGAGALAN

BANGKIT DARI KEGAGALAN
Ada pepatah kuno yang mengajarkan pada kita bahwa sesuatu yang kecil, kalau kita tekun membesarkannya, lama-lama akan menjadi besar juga. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Semakin besar bisnis yang ingin kita capai, maka kita perlu menyederhanakannya dengan mulai melangkah, sekecil apapun langkah itu. Banyak pengusaha yang memulai dari bisnis kecil-kecilan namun perlahan-lahan kemudian menjadi pengusaha besar. Lalu kita hanya membutuhkan kesabaran, keuletan (tahan uji) dan ketekunan yang akan membawa kita melampaui masa-masa sulit, dan mampu bangkit dari kegagalan.
Amir seorang pengusaha yang tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Semula Amir adalah merupakan pemuda desa pada umumnya, dimana setelah lulus kuliah ingin sekali menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Begitu lulus kuliah pada tahun 1995, pilihan Amir adalah menjadi guru, dengan harapan suatu saat akan diangkat menjadi PNS.

Dengan status guru tidak tetap di suatu SMA, Amir mendapat honor yang sangat kecil, yang tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan setiap bulannya. Orang tuanya masih membantu untuk operasional dia sebagai seorang guru tidak tetap, dengan harapan yang sama bahwa bahwa suatu saat, secepat mungkin, Amir bisa diangkat menjadi PNS. Untuk menutupi kekurangannya dan mengurangi beban orang tuanya, Amir merangkap menjadi tenaga pengajar di sekolah swasta.

Pada tahun 2000, umur Amir sudah 30 tahun dan telah mengabdi menjadi guru selama 6 tahun. Berbagai lowongan PNS telah dia daftar, namun dia belum diterima juga. Ada keraguan apakah dia akan bisa menjadi PNS atau tidak, karena ada temennya sudah sudah jadi PNS, walaupun sebagian besar lainnya belum. Sementara setiap tahun, sarjana yang lulus dan ingin menjadi PNS semakin banyak. Hal ini bisa dilihat dari pendaftaran, yang bahkan untuk ambil formulir saja harus antri berjam-jam, bahkan dimulai dari subuh.

Sebenarnya dia masih cukup bersabar, karena mungkin belum rizkinya. Dia masih berharap untuk menjadi PNS, dimanapun yang penting PNS. Sampai suatu saat, dia ketemu dengan seorang sahabat lamanya semasa di SMA, yang kebetulan menjadi pengusaha. Usaha temennya ini di perdagangan rempah-rempah (bawang, brambang, cabai dll), kelihatannya sepele dan kecil. Namun ternyata omset temennya itu sekarang ini sudah mencapai 150 juta setiap bulan, dengan keuntungan bersih rata-rata 7,5 juta setiap bulannya.

Amir takjub dan terkesan, karena temennya ini tidak kuliah, namun hanya lulusan SMA. Sementara pendapatan Amir dari mengajarnya di 3 sekolah hanya rata-rata 1 juta setiap bulannya, itupun 50% habis untuk operasional atau masih pendapatan kotor, padahal dia adalah seorang sarjana bidang pendidikan jurusan mematika. Kalau dihitung-hitung pendapatan temennya senilai 7,5 kali lipat dari pendaptannya, artinya hasil usaha temennya 1 tahun sebanding dengan kerjanya 7,5 tahun. Perbandingan yang cukup besar. Dia masih ingat temennya ini mulai jualan rempah-rempah begitu lulus SMA, karena tidak ada biaya untuk kuliah.

Dengan rasa takjub, Amir mencoba ingin tahu lebih jauh, bagaimana proses keberhasilan temannya itu. Dia tidak mau hanya berpikir pasif bahwa semua itu hanya takdir dari Allah. Sampai akhirnya setelah beberapa kali ketemu dengan temennya, Amir termotivasi untuk menjadi pengusaha.

Semula Amir bingung harus berusaha apa, karena dia tidak memiliki modal, juga bisnis apa yang cocok untuk dilakukannya. Namun dia terus mencari ide bisnis yang cocok, mampu dia lakukan dan tidak membutuhkan modal besar. Modal bukan alasan utama bagi orang yang benar-benar ingin jadi pengusaha, akan selalu ada jalan bagi orang yang mau serius mencarinya.

5 bulan kemudian Amir menemukan ide bisnis beternak ikan lele, yang dari analisanya tidak membutuhkan modal besar dan relatif mudah. Juga kebetulan orang tuanya memiliki sawah kurang lebih setengah hektar atau 5000 m2 dekat rumahnya. Dia mau memanfaatkan sedikit yaitu 100 m2 untuk beternak lele, sebagai uji coba. Beternak ikan lele relatif mudah karena 3 bulan sudah bisa panen, dan sudah banyak pedagang pengepul yang siap membelinya.

Tahun 1
Amir memulai usahanya dengan modal 8 juta rupiah, memanfaatkan tabungan dan pinjam dari orang tua. Untuk sementara kolamnya dibuat dari terpal, bukan kolam permanen. Perencanaan kebutuhan modalnya :

Biaya pembuatan kolam : Rp 5.000.000,-
Biaya pembelian 15.000 bibit lele : Rp 975.000,-
Biaya beli pakan untuk 3 bulan : Rp 2.000.000,-

Bisnis ikan lele ditekuninya sambil tetap menjadi guru, karena beternak lele tidak memerlukan perawatan yang ketat. Untuk menambah pakan lele, di sela-sela waktunya terkadang dia mencari keong dan bekicot untuk menambah pakan lele. Dan 3 bulan kemudian Amir sudah panen, dan menghasilkan ikan lele sekitar 1 ton atau 1000 kg. Hanya sedikit lele yang mati. Dengan harga jual ke pembeli besar seharga Rp 6000 /kg, amir mendapatkan uang kurang lebih 6 juta rupiah.

Amir menikmati beternak lele ini, sekalipun selama 3 bulan hanya mendapatkan keuntungan kotor 3 juta rupiah. Kadangkala sebagian kecil hasil panen lelenya dia bagi-bagikan ke beberapa tetangganya, sambil berharap bahwa apa yang dilakukan juga bisa dinikmati oleh orang lain. 1 tahun Amir bisnis, dia telah panen sebanyak 4 kali. Dia sudah melunasi utangnya pada orang tuanya. Sekalipun dia tidak mendapat keuntungan yang berarti, namun dia cukup puas. Toh, dia masih cukup dengan gaji dari mengajarnya.

Tahun 2
Amir merasa yakin bisa mengembangkan bisnis pembesaran ikan lelenya untuk mendapat keuntungan yang lebih besar. Dia menyiapkan rencana untuk membuat kolam ikan seluas 300 m2, dengan bentuk kolam permanen. Lebih memudahkan perawatan dan lebih aman, misalnya dari serangan ular.

Keinginannya untuk segera sukses dalam bisnis begitu menggebu dan menggelora. Amir meyakinkan orangtuanya bahwa dia butuh bantuan agar usahanya sukses, dan bisa mengangkat ekonomi keluarga. Dari orangtuanya Amir mendapat bantuan 30 juta. Karena masih kurang dia melobby salah satu pamannya yang kaya, mendapat pinjaman 20 juta rupiah, dan berjanji akan mengangsur selama 1 tahun kepada pamannya.

Rencana pembiayaannya :
Membuat kolam permanen 300 m2 : Rp 35.000.000,- (35 juta)
Beli bibit 45.000 ekor : Rp 3.150.000,- (3,6 juta)
Biaya pakan selama 3 bulan : Rp 7.000.000,- (7 juta)

Amir menggunakan sisa modal untuk biaya operasional, karena dia akan mengangkat 1 tenaga kerja paruh waktu, yaitu kerja pagi dan sore hari Sehingga pekerja itu tidak kehilangan pekerjaannya sebagai buruh tani, dengan gaji 400 ribu per bulan. Amir memutuskan untuk berhenti menjadi guru, yang semula ditentang oleh keluarganya dan para teman gurunya. Namun dia sudah bertekad bulat untuk total dalam bisnisnya.

Setelah 3 bulan, sesuai yang direncanakan, Amir panen. Dia buat pembesaran bertahap, diatur agar tiap bulan bisa panen 15.000 ekor. Dan mendapatkan ikan lele sekitar 1 ton yang bernilai uang sekitar 6 juta rupiah.

1,5 juta dia buat mencicil utang pada pamannya, 2 juta untuk putaran per bulannya, dan 400 ribu untuk gaji pegawai. Sisanya atau 2,1 juta pper bulan digunakan untuk operasional Amir sendiri, yang memang kecil, namun sudah cukup untuk kebutuhannya.

Bulan-bulan berikutnya dia mendapat tambahan dari panen yang meningkat di atas 1 ton, plus naiknya harga ikan lele. Sehingga Amir bisa semakin menikmati bisnisnya.

Di bulan ke delapan, tiba-tiba harga pakan naik dan justru harga ikan lele turun, dia mencoba untuk tetap tenang, dan berharap bulan berikutnya situasinya menjadi lebih baik.

Namun yang diharapkannya justru sebaliknya, di bulan ke sepuluh, harga pakan tetap tinggi, harga ikan lele turun, di tambah secara tiba-tiba lelenya banyak yang mati, hampir separo. Pendapatannya turun drastis, apalagi untuk mencicil utang dan menggaji tenaganya, bahkan untuk modal putarannya pun sudah sangat pas-pasan.

Keadaan ini terus terjadi sampai akhir tahun ke 2 bisnisnya, sehingga membuatnya kacau dan tidak bisa tenang lagi. Dan semakin terlihat bisnisnya sedang di ujung kebangkrutan, karena kerugian yang dia alami. Dia merasa malu dengan pamannya karena cicilan hutangnya tidak lancar. Dia merasa tidak enak dengan orangtuanya, karena dia sudah terlanjur memberi harapan yang menggiurkan. Sementara beberapa mantan teman gurunya, menyalahkan dia kenapa dia keluar dari pekerjaan sebagai guru.

Tahun ke 3
Amir belum siap dengan kekacauan bisnisnya, dia tidak merencanakan kemungkinan bisnisnya akan mengalami hal seperti ini. Hidupnya menjadi kacau, dan sering gelisah sendiri. Setiap malam Amir tidak bisa tidur, dan baru bisa tidur menjelang subuh atau habis subuh. Dia mengalami kejadian seperti ini selama 3 bulan. Bisnisnya memang tetap berjalan, namun seadanya, karena dari sisa uangnya dia hanya sanggup beternak bibit sebanyak 30.000 ekor, dan semakin mengecil. Sekalipun dengan susah payah untuk mempertahankannya. Dan gaji tenaganya dia kurangi menjadi hanya 300 ribu per bulan, dengan kerjaan yang dikurangi juga.

Gairah bisnisnya melemah, dan dia mulai bimbang, antara meneruskan bisnis yang kacau itu atau kembali bekerja saja. Namun problemnya, Amir sudah terlanjur merubah sawahnya menjadi bangunan. Dan akan sangat sulit untuk merubahnya menjadi sawah lagi. Dia betul-betul dalam keadaan tertekan.

Sampai kemudian dia ketemu lagi dengan temannya yang pengusaha, yang justru menasihatinya agar tetap bersabar, dan terus menjalankan usahanya. Temannya berkata bahwa kegagalan seperti itu wajar terjadi dalam permulaan bisnis. Sambil temannya menasihatinya untuk terus selalu berprasangka baik (husnuddlon) pada ALLAH SWT.

Berprasangka baik atau berpikir positif, akan memudahkan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan kalau kita dekat dengan Allah SWT akan membuat diri kita menjadi tenang. Tetap dalam ketenangan akan memudahkan penyelesaian masalah yang kita hadapi serta mencari jalan keluarnya.

Setelah merenungkan nasihat temannya, beberapa waktu kemudian, Amir memutuskan untuk meneruskan usahanya. Dia mencoba bangkit lagi. Dengan perasaan yang dipenuhi dengan rasa malu, dia temuinya pamannya untuk memberi kelonggaran waktu agar bisa bisa menunda pencicilan hutangnya. Semula pamannya tidak bisa menerima, namun setelah melihat kesungguhan Amir, akhirnya bisa menerima.

Dan kepada orang tuanya, dia meminta maaf karena telah ikut menyulitkan keluarganya, dan memohon ijin orangtuanya untuk meneruskan bisnisnya. Semula orang tuanya menolak dan berharap agar Amir kembali menjadi guru. Namun melihat kesungguhan anaknya akhirnya orang tuanya luluh juga.

Amir memutuskan meminjam uang di sebuah BPR dengan jaminan sepeda motornya dan milik bapaknya. Dia tidak perlu banyak, karena hanya untuk biaya produksi lelenya lagi.

Namun apa yang terjadi? Beberapa bulan pendapatannya tetap kurang untuk menutup biaya pakan dan karena harga jual ikan lele masih flukuatif cenderung turun. Mungkin karena pasokan di pasaran yang terlalu banyak. Selama ini dia masih memasarkan dengan pembeli yang datang ke rumahnya. Dan tidak pernah mencari pasar sendiri. Usahanya bahkan bangkrut lagi karena lelenya tiba-tiba banyak yang mati, di akhir tahun ke 3. Kembali dia menemui kekacauan baru. Kendati dia telah belajar menghadapi kegagalan namun situasi sekarang menjadi tambah berat, karena dia terjerat hutang pada sebuah bank kredit (BPR) senilai 10 juta, hasil dari menggadaikan 2 motor. Setiap bulannya setidaknya dia harus mengangsur hampir 500 ribu. Belum lagi hutang pada pamannya.

Tahun ke 4
Kebangkrutan yang ke 2 ini berjalan sampai tahun ke 4. Modalnya habis lagi, karena sisa penjualan sudah dia gunakan untuk mengangsur hutang. Dia benar-benar hidup dalam tekanan dan keprihatinan, di tambah situasi di lingkungannya yang seakan-akan sinis mengejeknya bahwa dia tidak bakat berbisnis dan lebih baik bertani saja. Dan berbagai omongan lainnya. Hanya temannya yang pengusaha yang terus mau menerima keadaannya dan memotivasinya untuk tidak putus asa.

Sampai suatu saat, ada sebuah training kewirausahaan gratis yang diadakan oleh sebuah instansi pemerintah. Kebetulan trainernya sangat pas dengan masalah yang dia hadapi, dan juga seorang pengusaha yang berjuang dari nol, dan telah mengalami beberapa masalah, namun mampu bangkit dari keterpurukan. Hasil training itu benar-benar mampu memotifasi, membangkitkan semangat dan memberikan keyakinan baru bahwa akan selalu ada jalan keluar bagi setiap masalah kalau kita mau berusaha.

Dengan semangat baru untuk bangkit kembali dari keterpurukan, Amir berpikir keras agar usahnya tetap berjalan. Dari pada terus menerus memikirkan kegagalan dan beban hutangnya, lebih baik dia fokus untuk meneruskan usahanya agar bisa menguntungkan.

Dia menemui sekali lagi pihak-pihak di mana dia punya utang, meminta toleransi agar dia bisa mundur pembayarannya. Kemudian dia menemui penjual bibit lele, yang semula di bayar cash dimuka, sekarang dinego agar bisa dibayar setelah panen. Kemudian dia melangkah lebih jauh lagi dengan mengembangkan pakan lele. Melihat harga pakan ikan lele yang harganya tetap mahal. Dia berinisiatif mencari alternatif pakan lainnya.

Beberapa waktu terakhir dia memperhatikan banyak warung makan yang memiliki limbah makanan yang cukup banyak. Di antara limbah itu ada nasi, tulang, duri ikan, kepala ikan dan lain-lain. Padahal limbah makanan itu masih banyak kandungan yang dibutuhkan ikan lele seperti protein. Segera dia menguhubungi pemilik warung dan berniat membelinya, namun ternyata beberapa warung memberikannya secara gratis. Kalaupun ada yang harus dibeli paling dengan harga sekedarnya. Jauh lebih murah dari pakan lele yang sudah melambung sampai Rp 4.500 per kg.

Segera dia gunakan “pakan lele” yang baru itu. Sisa makanan baik berupa nasi, duri & kepala ikan, tulang dan lainnya, dia rebus dalam air masukkan di sebuah ember. Di atas ember dia letakkan sebuah bola plastik yang diikatkan ke ember. Jadi kalau embernya penuh akan tenggelam, kalau habis maka bola akan menyembul ke atas, yang bisa menunjukkan pakan lele telah habis.

Hasilnya luar biasa, dia tidak membutuhkan modal banyak untuk bibit lelenya, serta pakan lele alternatifnya ternyata sangat cocok, di mana ikan lelenya tumbuh lebih besar dan menjadi lebih kebal terhadap serangan hama. Secara perlahan namun pasti, dibulan-bulan berikutnya dia telah mengurangi pakan lele yang beli dari toko sampai hanya 25% dan menggantinya dengan pakan alternatifnya. Hal ini jelas berdampak pada tingkat keuntungan bisnisnya.

Akhir tahun keempat ini bisnisnya sudah berjalan lagi dan menguntungkan. Secara bertahap dia sudah bisa mulai mengangsur hutangnya. Dan menambah investasi. Belajar dari pengalaman masa lalunya, Amir tidak mudah lupa diri. Dia sadar, dia masih perlu mengembangkan usahanya, sehingga dia tetap memilih hidup secukupnya, tidak berfoya-foya dan menggunakan setiap sisa keuntungan untuk menambah investasinya.

Tahun ke 6
Kolamnya sudah berkembang menjadi 600 m2, memanfaatkan pinjaman lunak dari sebuah bank, yang bunganya benar-benar ringan, tidak seperti di BPR dulu yang bunganya cukup tinggi. Sedangkan hutang-hutang dari pamannya dan temennya sudah dia lunasi. Dan dengan cara baru dalam pembesaran ikan lele, sekarang dia sudah bisa memanen rata-rata 2,5 ton setiap bulannya. Dia mendapatkan keuntungan bersih 6 juta rupiah setiap bulannya.

Dia sudah merencanakan untuk membangun kolam kembali, yang akan disewakan kepada masyarakat disekitarnya, dengan sistem bagi hasil, karena mereka mulai tertarik untuk mengikuti jejaknya. Apalagi dia sudah ketemu dengan salah satu pengusaha yang bergerak dalam ekspor ikan. Dan tertarik untuk mencoba ekspor ikan lele.

Amir juga menjadi lebih taat beribadah dan lebih bijak menghadapi persoalan-persoalan hidup, kalau ketemu orang yang mengalami kesulitan dia segera menyarankan dengan mendorong agar orang itu mendekatkan diri pada Allah SWT, seperti firman Allah:

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”
(Q.S. Al Baqarah: 45 – 46)

Hal-hal yang bisa kita pelajari dari keberhasilan Amir :
Selalu husnuddlon pada Allah SWT (berpikir positif), bahwa apapun yang terjadi dengan kita ada hikmahnya. Sehingga bisa terus tekun dan ulet berusaha, dan tidak mudah berputus asa.
Tenang dalam menghadapi kesulitan akan memunculkan kreatifitas. Ketenangan menciptakan pikiran yang fokus dan terarah.
Keputusan untuk keluar dari pekerjaan, dan fokus ke bisnis memang beresiko besar. Namun resiko besar seringkali sepadan dengan hasilnya. Dengan fokus ke bisnis justru membuat usahanya bisa melewati rintangan-rintangan.
Keberhasilan selalu membutuhkan waktu dan proses, tidak ada yang tiba-tiba dan instan. Kalaupun ada, bukanlah yang baik untuk diikuti, karena biasanya jumlahnya sedikit dan langka. Misalnya menang undian berhadiah. Yang biasanya akan segera habis, karena tidak tahu bagaimana menggunakan uangnya untuk investasi, yang diketahui hanya bagaimana membelanjakan uang.

BANGKIT DARI KEGAGALAN

BANGKIT DARI KEGAGALAN
Ada pepatah kuno yang mengajarkan pada kita bahwa sesuatu yang kecil, kalau kita tekun membesarkannya, lama-lama akan menjadi besar juga. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Semakin besar bisnis yang ingin kita capai, maka kita perlu menyederhanakannya dengan mulai melangkah, sekecil apapun langkah itu. Banyak pengusaha yang memulai dari bisnis kecil-kecilan namun perlahan-lahan kemudian menjadi pengusaha besar. Lalu kita hanya membutuhkan kesabaran, keuletan (tahan uji) dan ketekunan yang akan membawa kita melampaui masa-masa sulit, dan mampu bangkit dari kegagalan.
Amir seorang pengusaha yang tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Semula Amir adalah merupakan pemuda desa pada umumnya, dimana setelah lulus kuliah ingin sekali menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Begitu lulus kuliah pada tahun 1995, pilihan Amir adalah menjadi guru, dengan harapan suatu saat akan diangkat menjadi PNS.

Dengan status guru tidak tetap di suatu SMA, Amir mendapat honor yang sangat kecil, yang tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan setiap bulannya. Orang tuanya masih membantu untuk operasional dia sebagai seorang guru tidak tetap, dengan harapan yang sama bahwa bahwa suatu saat, secepat mungkin, Amir bisa diangkat menjadi PNS. Untuk menutupi kekurangannya dan mengurangi beban orang tuanya, Amir merangkap menjadi tenaga pengajar di sekolah swasta.

Pada tahun 2000, umur Amir sudah 30 tahun dan telah mengabdi menjadi guru selama 6 tahun. Berbagai lowongan PNS telah dia daftar, namun dia belum diterima juga. Ada keraguan apakah dia akan bisa menjadi PNS atau tidak, karena ada temennya sudah sudah jadi PNS, walaupun sebagian besar lainnya belum. Sementara setiap tahun, sarjana yang lulus dan ingin menjadi PNS semakin banyak. Hal ini bisa dilihat dari pendaftaran, yang bahkan untuk ambil formulir saja harus antri berjam-jam, bahkan dimulai dari subuh.

Sebenarnya dia masih cukup bersabar, karena mungkin belum rizkinya. Dia masih berharap untuk menjadi PNS, dimanapun yang penting PNS. Sampai suatu saat, dia ketemu dengan seorang sahabat lamanya semasa di SMA, yang kebetulan menjadi pengusaha. Usaha temennya ini di perdagangan rempah-rempah (bawang, brambang, cabai dll), kelihatannya sepele dan kecil. Namun ternyata omset temennya itu sekarang ini sudah mencapai 150 juta setiap bulan, dengan keuntungan bersih rata-rata 7,5 juta setiap bulannya.

Amir takjub dan terkesan, karena temennya ini tidak kuliah, namun hanya lulusan SMA. Sementara pendapatan Amir dari mengajarnya di 3 sekolah hanya rata-rata 1 juta setiap bulannya, itupun 50% habis untuk operasional atau masih pendapatan kotor, padahal dia adalah seorang sarjana bidang pendidikan jurusan mematika. Kalau dihitung-hitung pendapatan temennya senilai 7,5 kali lipat dari pendaptannya, artinya hasil usaha temennya 1 tahun sebanding dengan kerjanya 7,5 tahun. Perbandingan yang cukup besar. Dia masih ingat temennya ini mulai jualan rempah-rempah begitu lulus SMA, karena tidak ada biaya untuk kuliah.

Dengan rasa takjub, Amir mencoba ingin tahu lebih jauh, bagaimana proses keberhasilan temannya itu. Dia tidak mau hanya berpikir pasif bahwa semua itu hanya takdir dari Allah. Sampai akhirnya setelah beberapa kali ketemu dengan temennya, Amir termotivasi untuk menjadi pengusaha.

Semula Amir bingung harus berusaha apa, karena dia tidak memiliki modal, juga bisnis apa yang cocok untuk dilakukannya. Namun dia terus mencari ide bisnis yang cocok, mampu dia lakukan dan tidak membutuhkan modal besar. Modal bukan alasan utama bagi orang yang benar-benar ingin jadi pengusaha, akan selalu ada jalan bagi orang yang mau serius mencarinya.

5 bulan kemudian Amir menemukan ide bisnis beternak ikan lele, yang dari analisanya tidak membutuhkan modal besar dan relatif mudah. Juga kebetulan orang tuanya memiliki sawah kurang lebih setengah hektar atau 5000 m2 dekat rumahnya. Dia mau memanfaatkan sedikit yaitu 100 m2 untuk beternak lele, sebagai uji coba. Beternak ikan lele relatif mudah karena 3 bulan sudah bisa panen, dan sudah banyak pedagang pengepul yang siap membelinya.

Tahun 1
Amir memulai usahanya dengan modal 8 juta rupiah, memanfaatkan tabungan dan pinjam dari orang tua. Untuk sementara kolamnya dibuat dari terpal, bukan kolam permanen. Perencanaan kebutuhan modalnya :

Biaya pembuatan kolam : Rp 5.000.000,-
Biaya pembelian 15.000 bibit lele : Rp 975.000,-
Biaya beli pakan untuk 3 bulan : Rp 2.000.000,-

Bisnis ikan lele ditekuninya sambil tetap menjadi guru, karena beternak lele tidak memerlukan perawatan yang ketat. Untuk menambah pakan lele, di sela-sela waktunya terkadang dia mencari keong dan bekicot untuk menambah pakan lele. Dan 3 bulan kemudian Amir sudah panen, dan menghasilkan ikan lele sekitar 1 ton atau 1000 kg. Hanya sedikit lele yang mati. Dengan harga jual ke pembeli besar seharga Rp 6000 /kg, amir mendapatkan uang kurang lebih 6 juta rupiah.

Amir menikmati beternak lele ini, sekalipun selama 3 bulan hanya mendapatkan keuntungan kotor 3 juta rupiah. Kadangkala sebagian kecil hasil panen lelenya dia bagi-bagikan ke beberapa tetangganya, sambil berharap bahwa apa yang dilakukan juga bisa dinikmati oleh orang lain. 1 tahun Amir bisnis, dia telah panen sebanyak 4 kali. Dia sudah melunasi utangnya pada orang tuanya. Sekalipun dia tidak mendapat keuntungan yang berarti, namun dia cukup puas. Toh, dia masih cukup dengan gaji dari mengajarnya.

Tahun 2
Amir merasa yakin bisa mengembangkan bisnis pembesaran ikan lelenya untuk mendapat keuntungan yang lebih besar. Dia menyiapkan rencana untuk membuat kolam ikan seluas 300 m2, dengan bentuk kolam permanen. Lebih memudahkan perawatan dan lebih aman, misalnya dari serangan ular.

Keinginannya untuk segera sukses dalam bisnis begitu menggebu dan menggelora. Amir meyakinkan orangtuanya bahwa dia butuh bantuan agar usahanya sukses, dan bisa mengangkat ekonomi keluarga. Dari orangtuanya Amir mendapat bantuan 30 juta. Karena masih kurang dia melobby salah satu pamannya yang kaya, mendapat pinjaman 20 juta rupiah, dan berjanji akan mengangsur selama 1 tahun kepada pamannya.

Rencana pembiayaannya :
Membuat kolam permanen 300 m2 : Rp 35.000.000,- (35 juta)
Beli bibit 45.000 ekor : Rp 3.150.000,- (3,6 juta)
Biaya pakan selama 3 bulan : Rp 7.000.000,- (7 juta)

Amir menggunakan sisa modal untuk biaya operasional, karena dia akan mengangkat 1 tenaga kerja paruh waktu, yaitu kerja pagi dan sore hari Sehingga pekerja itu tidak kehilangan pekerjaannya sebagai buruh tani, dengan gaji 400 ribu per bulan. Amir memutuskan untuk berhenti menjadi guru, yang semula ditentang oleh keluarganya dan para teman gurunya. Namun dia sudah bertekad bulat untuk total dalam bisnisnya.

Setelah 3 bulan, sesuai yang direncanakan, Amir panen. Dia buat pembesaran bertahap, diatur agar tiap bulan bisa panen 15.000 ekor. Dan mendapatkan ikan lele sekitar 1 ton yang bernilai uang sekitar 6 juta rupiah.

1,5 juta dia buat mencicil utang pada pamannya, 2 juta untuk putaran per bulannya, dan 400 ribu untuk gaji pegawai. Sisanya atau 2,1 juta pper bulan digunakan untuk operasional Amir sendiri, yang memang kecil, namun sudah cukup untuk kebutuhannya.

Bulan-bulan berikutnya dia mendapat tambahan dari panen yang meningkat di atas 1 ton, plus naiknya harga ikan lele. Sehingga Amir bisa semakin menikmati bisnisnya.

Di bulan ke delapan, tiba-tiba harga pakan naik dan justru harga ikan lele turun, dia mencoba untuk tetap tenang, dan berharap bulan berikutnya situasinya menjadi lebih baik.

Namun yang diharapkannya justru sebaliknya, di bulan ke sepuluh, harga pakan tetap tinggi, harga ikan lele turun, di tambah secara tiba-tiba lelenya banyak yang mati, hampir separo. Pendapatannya turun drastis, apalagi untuk mencicil utang dan menggaji tenaganya, bahkan untuk modal putarannya pun sudah sangat pas-pasan.

Keadaan ini terus terjadi sampai akhir tahun ke 2 bisnisnya, sehingga membuatnya kacau dan tidak bisa tenang lagi. Dan semakin terlihat bisnisnya sedang di ujung kebangkrutan, karena kerugian yang dia alami. Dia merasa malu dengan pamannya karena cicilan hutangnya tidak lancar. Dia merasa tidak enak dengan orangtuanya, karena dia sudah terlanjur memberi harapan yang menggiurkan. Sementara beberapa mantan teman gurunya, menyalahkan dia kenapa dia keluar dari pekerjaan sebagai guru.

Tahun ke 3
Amir belum siap dengan kekacauan bisnisnya, dia tidak merencanakan kemungkinan bisnisnya akan mengalami hal seperti ini. Hidupnya menjadi kacau, dan sering gelisah sendiri. Setiap malam Amir tidak bisa tidur, dan baru bisa tidur menjelang subuh atau habis subuh. Dia mengalami kejadian seperti ini selama 3 bulan. Bisnisnya memang tetap berjalan, namun seadanya, karena dari sisa uangnya dia hanya sanggup beternak bibit sebanyak 30.000 ekor, dan semakin mengecil. Sekalipun dengan susah payah untuk mempertahankannya. Dan gaji tenaganya dia kurangi menjadi hanya 300 ribu per bulan, dengan kerjaan yang dikurangi juga.

Gairah bisnisnya melemah, dan dia mulai bimbang, antara meneruskan bisnis yang kacau itu atau kembali bekerja saja. Namun problemnya, Amir sudah terlanjur merubah sawahnya menjadi bangunan. Dan akan sangat sulit untuk merubahnya menjadi sawah lagi. Dia betul-betul dalam keadaan tertekan.

Sampai kemudian dia ketemu lagi dengan temannya yang pengusaha, yang justru menasihatinya agar tetap bersabar, dan terus menjalankan usahanya. Temannya berkata bahwa kegagalan seperti itu wajar terjadi dalam permulaan bisnis. Sambil temannya menasihatinya untuk terus selalu berprasangka baik (husnuddlon) pada ALLAH SWT.

Berprasangka baik atau berpikir positif, akan memudahkan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan kalau kita dekat dengan Allah SWT akan membuat diri kita menjadi tenang. Tetap dalam ketenangan akan memudahkan penyelesaian masalah yang kita hadapi serta mencari jalan keluarnya.

Setelah merenungkan nasihat temannya, beberapa waktu kemudian, Amir memutuskan untuk meneruskan usahanya. Dia mencoba bangkit lagi. Dengan perasaan yang dipenuhi dengan rasa malu, dia temuinya pamannya untuk memberi kelonggaran waktu agar bisa bisa menunda pencicilan hutangnya. Semula pamannya tidak bisa menerima, namun setelah melihat kesungguhan Amir, akhirnya bisa menerima.

Dan kepada orang tuanya, dia meminta maaf karena telah ikut menyulitkan keluarganya, dan memohon ijin orangtuanya untuk meneruskan bisnisnya. Semula orang tuanya menolak dan berharap agar Amir kembali menjadi guru. Namun melihat kesungguhan anaknya akhirnya orang tuanya luluh juga.

Amir memutuskan meminjam uang di sebuah BPR dengan jaminan sepeda motornya dan milik bapaknya. Dia tidak perlu banyak, karena hanya untuk biaya produksi lelenya lagi.

Namun apa yang terjadi? Beberapa bulan pendapatannya tetap kurang untuk menutup biaya pakan dan karena harga jual ikan lele masih flukuatif cenderung turun. Mungkin karena pasokan di pasaran yang terlalu banyak. Selama ini dia masih memasarkan dengan pembeli yang datang ke rumahnya. Dan tidak pernah mencari pasar sendiri. Usahanya bahkan bangkrut lagi karena lelenya tiba-tiba banyak yang mati, di akhir tahun ke 3. Kembali dia menemui kekacauan baru. Kendati dia telah belajar menghadapi kegagalan namun situasi sekarang menjadi tambah berat, karena dia terjerat hutang pada sebuah bank kredit (BPR) senilai 10 juta, hasil dari menggadaikan 2 motor. Setiap bulannya setidaknya dia harus mengangsur hampir 500 ribu. Belum lagi hutang pada pamannya.

Tahun ke 4
Kebangkrutan yang ke 2 ini berjalan sampai tahun ke 4. Modalnya habis lagi, karena sisa penjualan sudah dia gunakan untuk mengangsur hutang. Dia benar-benar hidup dalam tekanan dan keprihatinan, di tambah situasi di lingkungannya yang seakan-akan sinis mengejeknya bahwa dia tidak bakat berbisnis dan lebih baik bertani saja. Dan berbagai omongan lainnya. Hanya temannya yang pengusaha yang terus mau menerima keadaannya dan memotivasinya untuk tidak putus asa.

Sampai suatu saat, ada sebuah training kewirausahaan gratis yang diadakan oleh sebuah instansi pemerintah. Kebetulan trainernya sangat pas dengan masalah yang dia hadapi, dan juga seorang pengusaha yang berjuang dari nol, dan telah mengalami beberapa masalah, namun mampu bangkit dari keterpurukan. Hasil training itu benar-benar mampu memotifasi, membangkitkan semangat dan memberikan keyakinan baru bahwa akan selalu ada jalan keluar bagi setiap masalah kalau kita mau berusaha.

Dengan semangat baru untuk bangkit kembali dari keterpurukan, Amir berpikir keras agar usahnya tetap berjalan. Dari pada terus menerus memikirkan kegagalan dan beban hutangnya, lebih baik dia fokus untuk meneruskan usahanya agar bisa menguntungkan.

Dia menemui sekali lagi pihak-pihak di mana dia punya utang, meminta toleransi agar dia bisa mundur pembayarannya. Kemudian dia menemui penjual bibit lele, yang semula di bayar cash dimuka, sekarang dinego agar bisa dibayar setelah panen. Kemudian dia melangkah lebih jauh lagi dengan mengembangkan pakan lele. Melihat harga pakan ikan lele yang harganya tetap mahal. Dia berinisiatif mencari alternatif pakan lainnya.

Beberapa waktu terakhir dia memperhatikan banyak warung makan yang memiliki limbah makanan yang cukup banyak. Di antara limbah itu ada nasi, tulang, duri ikan, kepala ikan dan lain-lain. Padahal limbah makanan itu masih banyak kandungan yang dibutuhkan ikan lele seperti protein. Segera dia menguhubungi pemilik warung dan berniat membelinya, namun ternyata beberapa warung memberikannya secara gratis. Kalaupun ada yang harus dibeli paling dengan harga sekedarnya. Jauh lebih murah dari pakan lele yang sudah melambung sampai Rp 4.500 per kg.

Segera dia gunakan “pakan lele” yang baru itu. Sisa makanan baik berupa nasi, duri & kepala ikan, tulang dan lainnya, dia rebus dalam air masukkan di sebuah ember. Di atas ember dia letakkan sebuah bola plastik yang diikatkan ke ember. Jadi kalau embernya penuh akan tenggelam, kalau habis maka bola akan menyembul ke atas, yang bisa menunjukkan pakan lele telah habis.

Hasilnya luar biasa, dia tidak membutuhkan modal banyak untuk bibit lelenya, serta pakan lele alternatifnya ternyata sangat cocok, di mana ikan lelenya tumbuh lebih besar dan menjadi lebih kebal terhadap serangan hama. Secara perlahan namun pasti, dibulan-bulan berikutnya dia telah mengurangi pakan lele yang beli dari toko sampai hanya 25% dan menggantinya dengan pakan alternatifnya. Hal ini jelas berdampak pada tingkat keuntungan bisnisnya.

Akhir tahun keempat ini bisnisnya sudah berjalan lagi dan menguntungkan. Secara bertahap dia sudah bisa mulai mengangsur hutangnya. Dan menambah investasi. Belajar dari pengalaman masa lalunya, Amir tidak mudah lupa diri. Dia sadar, dia masih perlu mengembangkan usahanya, sehingga dia tetap memilih hidup secukupnya, tidak berfoya-foya dan menggunakan setiap sisa keuntungan untuk menambah investasinya.

Tahun ke 6
Kolamnya sudah berkembang menjadi 600 m2, memanfaatkan pinjaman lunak dari sebuah bank, yang bunganya benar-benar ringan, tidak seperti di BPR dulu yang bunganya cukup tinggi. Sedangkan hutang-hutang dari pamannya dan temennya sudah dia lunasi. Dan dengan cara baru dalam pembesaran ikan lele, sekarang dia sudah bisa memanen rata-rata 2,5 ton setiap bulannya. Dia mendapatkan keuntungan bersih 6 juta rupiah setiap bulannya.

Dia sudah merencanakan untuk membangun kolam kembali, yang akan disewakan kepada masyarakat disekitarnya, dengan sistem bagi hasil, karena mereka mulai tertarik untuk mengikuti jejaknya. Apalagi dia sudah ketemu dengan salah satu pengusaha yang bergerak dalam ekspor ikan. Dan tertarik untuk mencoba ekspor ikan lele.

Amir juga menjadi lebih taat beribadah dan lebih bijak menghadapi persoalan-persoalan hidup, kalau ketemu orang yang mengalami kesulitan dia segera menyarankan dengan mendorong agar orang itu mendekatkan diri pada Allah SWT, seperti firman Allah:

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”
(Q.S. Al Baqarah: 45 – 46)

Hal-hal yang bisa kita pelajari dari keberhasilan Amir :
Selalu husnuddlon pada Allah SWT (berpikir positif), bahwa apapun yang terjadi dengan kita ada hikmahnya. Sehingga bisa terus tekun dan ulet berusaha, dan tidak mudah berputus asa.
Tenang dalam menghadapi kesulitan akan memunculkan kreatifitas. Ketenangan menciptakan pikiran yang fokus dan terarah.
Keputusan untuk keluar dari pekerjaan, dan fokus ke bisnis memang beresiko besar. Namun resiko besar seringkali sepadan dengan hasilnya. Dengan fokus ke bisnis justru membuat usahanya bisa melewati rintangan-rintangan.
Keberhasilan selalu membutuhkan waktu dan proses, tidak ada yang tiba-tiba dan instan. Kalaupun ada, bukanlah yang baik untuk diikuti, karena biasanya jumlahnya sedikit dan langka. Misalnya menang undian berhadiah. Yang biasanya akan segera habis, karena tidak tahu bagaimana menggunakan uangnya untuk investasi, yang diketahui hanya bagaimana membelanjakan uang.

Selasa, 18 Mei 2010

KEJAHATAN KOMPUTER DI DUNIA MAYA

KEJAHATAN KOMPUTER DI DUNIA MAYA
Kejahatan dunia maya (Inggris: Cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas
kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat
terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan
lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit, confidence fraud, penipuan
identitas, pornografi anak, dll.

Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya mengacu kepada aktivitas
kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer sebagai unsur utamanya, istilah ini juga
digunakan untuk kegiatan kejahatan tradisional dimana komputer atau jaringan komputer
digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu terjadi.

Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai alat adalah spamming dan kejahatan
terhadap hak cipta dan kekayaan intelektual. Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer
sebagai sasarannya adalah akses ilegal (mengelabui kontrol akses), malware dan serangan
DoS. Contoh kejahatan dunia maya di mana komputer sebagai tempatnya adalah penipuan
identitas. Sedangkan contoh kejahatan tradisional dengan komputer sebagai alatnya adalah
pornografi anak dan judi online.

Ham dalam istilah Internet berarti lawan dari spam. Suatu surat elektronik yang dikira spam
(dan dihapus atau dimasukkan ke folder bulk) oleh mesin penyaring (spam control software,
sepert spamAssassin) ternyata bukan spam.

Untuk menyaring spam, nilai antar 0 sampai 10 harus dipakai untuk mengukur derajad
keakuratan penyaring. Nilai penyaring 3, berarti menyaring 70% spam. Biasanya angka yang
banyak dipakai jangan terlalu tinggi (di bawah 2).

Scam adalah berita elektronik dalam Internet yang membohongi dan bersifat menipu,
sehingga pengirimnya akan mendapat manfaat dan keuntungan tertentu. Contoh scam yang
sering kita jumpai adalah surat berantai dan pengumuman lotre. Dalam hal ini akibat dari
berita scam ini bagi penerimanya akan lebih serius, jika dibandingkan dengan spam. Dalam
bahasa Inggris, scam diartikan juga sebagai confidence trick or confidence game, sehingga
pada awalnya penerima berita merasa yakin dan tidak mencurigai bahwa hal ini merupakan
bentuk penipuan.

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2009 mr-amateur.co.cc
Seluruh dokumen di mr-amateur.co.cc dapat digunakan, dimodifikasi dan
disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat
tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang
disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang,
kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari mr-amateur.co.cc.
Copyright © 2009 Be Enterprising Soul
with mr-amateur.co.cc


Spam atau junk mail adalah penyalahgunaan dalam pengiriman berita elektronik untuk
menampilkan berita iklan dan keperluan lainnya yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi
para pengguna situs web. Bentuk berita spam yang umum dikenal meliputi: spam surat
elektronik, spam pesan instan, spam Usenet newsgroup, spam mesin pencari informasi web
(web search engine spam), spam blog, spam berita pada telepon genggam, spam forum
Internet, dan lain lain.

Spam ini biasanya datang bertubi-tubi tanpa diminta dan sering kali tidak dikehendaki oleh
penerimanya. Beberapa contoh lain dari spam ini bisa berupa pos-el berisi iklan, surat masa
singkat (SMS) pada telepon genggam, berita yang masuk dalam suatu forum kelompok warta
berisi promosi barang yang tidak terkait dengan kegiatan kelompok warta tersebut,
spamdexing yang menguasai suatu mesin pencari (search engine) untuk mencari popularitas
bagi suatu URL tertentu, ataupun bisa berupa berita yang tak berguna dan masuk dalam suatu
blog, buku tamu situs web, dan lain- lain.

Spam dikirimkan oleh pembuat iklan dengan biaya operasi yang sangat rendah, karena spam
ini tidak memerlukan senarai (mailing list) untuk mencapai para pelanggan-pelanggan yang
diinginkan. Sebagai akibatnya banyak pihak yang dirugikan. Selain pengguna Internet itu
sendiri, ISP (Penyelenggara Jasa Internet atau Internet Service Provider), dan masyarakat
umum juga merasa tidak nyaman. Karena biasanya sangat mengganggu dan kadang-kadang
membohongi, berita spam termasuk dalam kegiatan melanggar hukum dan merupakan
perbuatan pidana yang bisa ditindak melalui undang-undang Internet.


Jenis-jenis kejahatan komputer di dunia maya
1. Pelanggaran isi situs web
a) Pornografi
Merupakan pelanggaran yang paling banyak terjadi, dengan menampilkan gambar, cerita
ataupun gambar bergerak.
b) b. Pelanggaran hak cipta
Contohnya :
a. Memberikan fasilitas download gratis kepada pengunjung dengan tujuan
untuk menarik lebih banyak pengunjung, berupa software, lagu, gambar,
film dan karya – karya tulisan yang dilindungi hak cipta tanpa seizin
pemilik karya-karya tersebut.
b. Menampilkan gambar-gambar yang dilindugi hak ciptauntuk latar
belakang dan hiasan web pages-nya, tanpa seizin pembuiat gambar.
c. Merekayasa gambar atau foto hasil karya seseorang tanpa seizin
pembuatnya untuk ditampilkan di web pages-nya. Hal ini banyak terjadi
pada situs porno.

2. Kejahatan dalam perdagangan secara elektronik (e-commerce)
a. Penipuan online
Ciri - ciri kejahatan ini adalah harga produk yang banyak dinikmati lebih rendah, penjual
tidak menyediakan nomor telepon, tidak ada respon terhadap pertanyaan melalui email,
menjanjikan produk yang sedang tidak tersedia,. Resiko terburuk adalah pemenang lelang
yang telah mengirimkan uang atau cek atu membayar via credit card tidak memperoleh
prduk, atau memperoleh produk yang tidak sesuai dengan yang di inginkan.
b) Penipuan pemasaran berjenjang online
Mempunyai ciri – ciri dengan mencari keuntungan dari merekrut anggota dan menjual
produk secara fiktif. Resikonya adalah ternyata sebanyak 98% investor gagal atau rugi
Copyright © 2009 Be Enterprising Soul
with mr-amateur.co.cc


c) Penipuan kartu kredit
Cirinya terjadi biaya misterius pada tagihan kartu kredit untuk produk atau layanan
internet yang tidak pernah dipesan oleh pemilik kartu kredit.Resikonya adalah korban
bisa perlu waktu yang lama untuk melunasinya.Indonesia menempati urutan tinggi dalam
penyalahgunaan kartu kredit. Modusnya yaitu denga menggunakan nomor kartu kredit
milik orang lain untuk membeli barang di internet.

3. Pelanggaran lainya
a) Recretional hacker
Umumnya adalah hacker tingkat pemula yang bertujuan hanya untuk menjebol suatu
sistem dan menunjukkan kegagalan atau kurang andalnya sistem keamanan pada suatu
perusahaan.
b) Cracker atau criminal minded hacker
Motivasinya bermacam-macam, mulai untuk mendapatkan keuntungan finansial,
melakukan sabotase sampai pada menghancurkan data. Umumnya dilakukan oleh pesaing
bisnis yang juga ditunjang dengan adanya bantuan orang dalam yang mengetahui
kelemahan sistem keamanan perusahaan tersebut.Informasi yang sifatnya rahasia biasnya
dikirimkan dengan menggunaka blackmail. Hacker tipe ini biasanya juga melakukan
spionase dan sabotase.
c) Political hacker
Aktifitas politik yang kadang-kadang disebut dengan hacktivist merupakan suatu situs
web dalam usaha menempelkan pesan atau mendiskreditkan lawannya.
d) Denial of Service Attack (DoS)
Penyerangan cara ini adalah dengan cara membanjiri dengan data yang besar yang akan
mengakibatkan akses kesuatu web menjadi sangat lambat atau bahkan menjadi macet atau
tidak dapat diakses sama sekali.
e) Viruses
Saat ini sedikitnya 200 jenis virus baru setiap bulannya menyebar melalui internet. Virus
ini biasanya disembunyikan dalam suatu file atau pada email yang di download atau
dilirim melalui jaringan internet maupun lewat flopy disk.
f) Pembajakan
Hal ini juga akan menghilangkan potensi pendapatan perusahaan yang memproduksi
perangkat lunak (seperti : game, aplikasi bisnis, dan hak cipta lainnya). Kasus
pembajakan biasanya diawali dengan kegiatan download perangkat lunak dari internet
dan kemudian dilakukan penggandaan dengan menggunakan CD yang selanjutnya
dipasarkan secara ilegal tanpa meminta izin kepada pemilik aslinya.
g) Fraud
Merupakan kegiatan manipulasi informasi khususnya tentang keuangan dengan target
untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya. Contohnya adalah harga tukar saham
suatu perusahaan dapat direkayasa melalui rumor yang isinya bertentangan dengan
kondisi sebenarnya sehingga memancing orang lain untuk membeli saham tersebut. Situs
lelamg juga membuka peluang munculnya praktek fraud ini yaitu dengan cara tidak
mengirim barang yang dilelang meski uang hasil lelang sudah dikirimkan.
h) Phising
Merupakan teknik untuk mencari (phising) personal information (alamat email, nomo
account) dengan mengirimkan email seolah-olah datang dari bank yang bersangkutan.
i) Perjudian
Bentuk judi kasino virtual saat ini telah banyak beroperasi di internet. Kegiatan ini
biasanya akan terhindar dari hukum positif yang berlaku di banyak negara, selain dapat
memberikan peluang bagi penjahat terorganisasi untuk melakukan praktik pencucian
uang (money laundry) dimana-mana.
Copyright © 2009 Be Enterprising Soul
with mr-amateur.co.cc


Daftar pustaka :
1. Wikipedia
2. Google
3. Dll